myuffins

wajahnya mengeras saat tau bahwa ada kecerobohan fatal yang dilakukan oleh suaminya. ia memijat kepalanya, pusing. bagaimana kalau kondisi boss sekarang tidak baik baik saja? apa ia harus menyalahkan biu?

untungnya perjalanan dari bandara ke rumah sakit itu tidak terlalu lama. ia memerintahkan supirnya untuk menunggu di parkiran saja. kalau-kalau ia butuh sesuatu nantinya.

bible sudah melepas jasnya daritadi, meninggalkan kemeja putih yang digulung hingga lengan. kacamata juga masih bertengger di hidungnya. pikirannya kacau saat sudah melihat ruangan bertuliskan ugd.

ia memasuki bilik satu persatu, hingga akhirnya ia mencapai tujuannya. bilik milik anaknya.

bible bisa melihat jidat boss yang di perban, pipi anaknya memerah. mungkin efek demam? pikir bible.

kebetulan ada satu dokter dan suster yang sedang mengecek keadaan boss, disampingnya ada biu yang wajahnya sembab.

“boss kenapa?” tanya bible dengan nada yang dingin. biu yang mendengar suara suaminya lantas menoleh, jantungnya tiba-tiba seperti berhenti sejenak. biu takut.

“m-mas aku bisa jelasin,” ucap biu terbata-bata.

“aku udah bilang kan kalau ada apa apa telfon aku, kamu ini-“ saat kata-kata yang tak pantas diucapi hampir keluar dari mulut bible, ia tersadar. bible melihat penampilan suaminya dari atas sampai bawah.

biu hanya memakai kaos tipis dan juga celana pendek rumahan. belum lagi rambutnya yang acak-acakan, tangannya yang juga seperti habis terjatuh di tanah. kakinya yang hanya memakai satu sendal dan kaki satunya berdarah. penampilannya sangat kacau.

rasanya saat itu juga bible ingin menangis.

dokter yang tadi sedang mengecek kondisi boss langsung berkata bahwa kondisinya sekarang sudah membaik. luka yang ada di jidatnya juga tidak terlalu parah, demamnya mungkin akan segera turun nanti setelah meminum obat yang kedua.

bible menghela nafas, setidaknya kondisi boss baik-baik saja. sekarang ia tinggal mengurus bayi besarnya yang tidak berhenti menangis sejak tadi.

bible mengambil tempat disamping biu, ia menarik biu kepelukannya. rambut biu ia kecup dan usak.

“gak apa apa sayang, boss gak apa apa. kamu luka aku bersihin dulu ya?”

“boss kayak gini gara gara aku huhu. aku gak becus jadi papa.”

“kata siapa? kamu papa paling hebat di dunia, jangan nangis lagi ya sayang. makasih udah bawa boss kesini sampai kamu luka kayak gini. sekarang aku obatin dulu ya?”

bible terkejut saat mobil mewahnya memasuki mall yang dibilang oleh biu. ko perth juga tidak kalah terkejutnya, bahkan ia hampir membelokkan mobilnya kearah lain karena takut tuan mudanya akan terkena musibah di tempat ini (ini lebay).

bible menegak ludahnya sedikit, “biu ini bener tempatnya?” dia sudah pasrah apabila jawaban ‘iya’ keluar dari pacarnya.

biu mengangguk berbeda dengan reaksi bible, ia tersenyum lebar dan berucap dengan nada menggebu-gebu bahwa mall ini cocok untuk kantung pelajar.

mobil mereka berhenti di tempat drop off, biu keluar terlebih dahulu. sebelum keluar ko perth dan bible sudah saling bertatap-tatapan. ko perth akhirnya membuka suara, “tuan muda apa sebaiknya tidak cari mall lain saja?”

“biu seneng, aku juga seneng. udah lah koko tunggu dibawah aja. nanti aku telfon kalau gak kuat.”

bible pun turun dan langsung menghampiri biu yang sudah membuat gestur tangan memanggil. terlihat juga teman-teman biu yang sudah menunggu mereka di lobby.

biu mengambil tangan bible dan menggandengnya kearah teman-temannya.

saat masuk pemandangannya membuat bible semakin takut, apa mall ini tidak apa apa didatangi? apa mall ini aman? kenapa gak ada wangi ciri khas mall sih?

tapi selama ada biu disampingnya, pasti semua akan aman-aman saja.

“biu,” panggil bas. bible menatap teman-teman biu satu persatu, hanya bas yang masih bible ingat.

“hai! kenalin ini pacarku bible,” kenal biu dengan senyumnya yang lebar. bible di belakangnya hanya tersenyum canggung dan menggaruk rambutnya pelan.

“bible ini temen-temen biu yang sering diceritain, ini nodt, terus job, na, sama bas!”

saat biu menunjuk mereka satu persatu, bible bisa melihat kilatan tidak suka dari mereka.

“hai, i’m bible. salam kenal semua,” yang lain hanya mengangguk dan langsung memfokuskan diri mereka ke biu.

biu ditarik oleh bas, job, dan nodt. bible hanya menatap kekasihnya yang sudah dibawa dan dirangkul dari belakang. ia menghela nafas, gak boleh cemburu itu cuman temennya biu.

“udah lama deket sama biu?” tiba tiba salah satu dari mereka yang bible ketahui namanya na, jalan disampingnya.

“ya, dari kelas 1 sd juga udah kenal. tapi baru deket banget kelas 3 sampai 5. habis itu pacaran,” jelas bible.

“wow lama ya, terus kenapa gak satu sekolah kayak kita? biu banyak yang naksir di sekolah loh.”

bible tertawa kecil, “nope, sudah didaftarkan dari awal pendaftaran gak mungkin batalin gitu aja dan milih sekolah lain. lagipula biu cuman sukanya sama gue. di gak suka sama yang lain.”

***

sepanjang hari itu bible hanya dibuat melongok dengan semua kegiatan yang mereka lakukan. dari mulai harga es krim yang hanya 7 ribu, ada pula sushi dengan harga murah, juga tempat bermain yang tidak kalah seru dengan tempat bermain di mall mewah yang sering bible kunjungi.

lagipula teman-teman biu tidak seburuk itu juga. tadi beberapa kali job memulai pembicaraan soal mobil yang waktu itu bible gunakan untuk menjemput biu. ternyata job juga suka automotive mungkin kapan-kapan ia akan mengajak job untuk meihat koleksi mobil milik keluarganya.

nodt dan bas juga tidak seburuk itu, mereka sesekali tertawa akibat tingkah laku bible yang menurut mereka polos. misalnya saat bible mengetahui bahwa total harga mereka makan hanya 150 ribu dan lain-lainnya.

tapi mungkin bible agak sangsi terhadap na, dia menilai bahwa dari semua teman biu na adalah musuhnya. walau terlihat baik, tapi bible mempunyai firasat bahwa cepat atau lambat dia akan mencoba merebut biu darinya.

“na kayaknya have a crush on you deh by,” bible membuka suara, biu yang sedang bersandar di bahu bible langsung melongok kearahnya.

“kenapa bible punya pikiran kayak gitu?”

i don’t know, just my feelings. jangan terlalu deket ya, tetep kasih jarak.”

“biu cuman suka bible, gak bakal suka sama na juga. bible jangan khawatir ya.”

i wish i could.

cw // kissing

pintu berderit, dibuka dengan pelan. tidak lama kemudian sesosok laki-laki mengintip dari celah pintu kamar. biu yang sedang duduk menyender pada kepala kasur menoleh.

pintu diketuk, sebelum suara bible terdengar lirih, “aku boleh masuk gak?” biu tersenyum, ia langsung merentangkan tangan sebagai jawaban. bible akhirnya masuk dan mengunci kamar, takut-takut temannya biu akan masuk tiba-tiba.

bible masih menggunakan kaos hitam bergambar group band kesukaannya, tidak lupa juga memakai celana jeans yang sudah robek dibeberapa sisi. pokoknya sudah tampilan anak band banget deh!

ia lalu menaruh tas gemblok hitamnya dilantai dekat kasur dan langsung menaruh kepalanya di paha biu, alih-alih membalas rentangan tangannya yang sudah dibawa sangat lebar. kepala bible menyundul-nyundul pelan perut biu. biu hanya bisa tertawa dan mengusap rambut bible yang tebal dan sudah mulai memanjang.

“kenapa sih kepalanya nyenggol-nyenggol perutku, geli tau!”

bible langsung berhenti dan menatap biu dari bawah. tatapan mereka bertemu, wajah kesal dan sedih bible membuat biu akhirnya tertawa lepas. bible mode cemburu lebih gemes gak sih?

biu yang gemas iseng mencubit pipi bible, yang mana mendapatkan protes dari bible sendiri. ia akhirnya berbalik lagi dengan posisi seperti tadi, menyembunyikan wajahnya di perut biu yang tertutup sweater tebal yang sedang dipakai olehnya.

biu hanya menggelengkan kepalanya.

“ditanya bukannya jawab malah diem aja, yaudah nanti bilang ya kalau mau ngomong. aku lagi nonton drakor.” tangan biu yang satunya mengusap rambut bible sedangkan yang satu memegang ponsel yang sedang menayangkan sebuah drama series baru.

beberapa waktu terakhir memang biu menyempatkan waktunya yang lumayan sibuk untuk menonton serial yang sedang dibintangi oleh idolanya.

biu tertawa dan mengulumkan senyumnya saat ada adegan-adegan yang menurutnya lucu. tapi hal itu tidak berlangsung lama, karena bible membuka suaranya.

“naphat itu mantan kamu?” tanya bible, biu mengangguk dengan santai.

“kenapa? cemburu? ngapain cemburu sih dia-” ucapan biu terhenti ketika bible bangkit dan menatapnya dengan serius. raut wajahnya bercampur antara sedih, marah, dan kecewa.

bible lalu menunduk lagi, “aku jelek banget ya dibanding mantan kamu, aku cupu kan mangkanya kamu mau nyerah.”

i'm sorry bee, aku bukan mau gantungin kamu. but there's a reason about it,” bible menghela nafas lalu melanjutkan kalimatnya, “it's still hurts, you know, being dumped by the people you liked and you loved.”

keduanya sama-sama terdiam diatas kasur, biu mendengarkan seksama ucapan demi ucapan yang keluar dari mulut bible.

dikatai aneh, dibuang oleh orang terkasihnya, dicampakan saat mulai membuka hati.

mungkin itu yang bisa biu simpulkan saat bible menyurahkan isi hatinya. ia mengusap tangan bible, untuk menenangkannya, berkata bahwa semua akan baik-baik saja sekarang. asal ia selalu ada di samping bible.

setelah selesai berbicara, bible menatap biu lagi. ia tersenyum, “but i know where my heart will go now. it's you, bee. no i mean, biu.”

“jadi bee kamu mau kan punya hubungan sama aku? aku tau ini telat banget dan kamu udah mulai bosen sama aku. aku minta maaf udah cupu banget selama ini, marahin aja aku gak apa-apa tapi aku gak mau kita jauh. sekali lagi, i'm sorry udah gak jelas dari kemarin.”

ucapan itu tulus, biu tau. oleh karena itu matanya sudah menurunkan air yang siap meleleh melewati pipi gembil biu. ia tersenyum sambil mengusap pipinya yang basah akibat tangisannya.

biu mengangguk dan bible dengan senang hati untuk memeluk tubuhnya.

i love you, i'll always love you. even the world don't. i’ll always love you. even on other universe. cause' you're my home, my home for all seasons.

***

bible mencium bibir biu, pelan-pelan, seolah-olah mereka yang punya seluruh waktu di dunia ini. telapak tangan milik bible mengusap pipi biu yang sekarang sudah duduk, dipangkuannya.

bible menggigit bibir biu yang membuat ia secara sukarela untuk membuka mulutnya. biu mengerang, nafasnya tertahan di dada saat bible mulai membelit lidahnya. bibirnya yang dihisap, tapi kewarasannya yang hilang.

ada sedikit wangi rokok yang tercampur di kegiatan mereka kali ini. mungkin setelah bible melepaskan bibirnya, biu akan bertanya perihal ini.

biu meremas pundak keras bible, otot-ototnya terasa cukup jelas. kemudian setelahnya ia memukul dada bible ketika dirasa oksigen yang di dalam tubuhnya sudah sedikit.

akhirnya bible melepaskan bibir biu juga. bibir itu merah ranum dan sedikit bengkak.

“kamu habis ngerokok?”

bible mengangguk, “diajarin jeff, marahin aja dia.”

“kayaknya aku harus makasih deh, enak hehe.”

bible yang awalnya bingung langsung tertawa kecil. tiba-tiba ia teringat perihal biu dan mantannya hari ini, “oh terus biu, tadi kamu pergi sama mantan kamu kemana? katanya tadi cuman urusin hal yang gak penting aja.”

“heeuh, pacarnya si naphat mau ultah. dia minta rekomendasi kado sama baju yang cocok buat mereka fine dining. mangkanya kamu jangan cemburu dulu, hih greget deh.”

bible mencebikkan bibirnya, ia menaruh wajahnya di ceruk leher biu, “oh gitu, tapi aku cemburu... aaa jangan pergi lagi ya sama naphat.”

biu mengulumkan senyumnya, “iya pacar,

myuffins, 2022. officially ended.

tin

tin

bible membunyikan klakson sesaat sampai di rumah yang tadi biu infokan. sepanjang jalan untungnya bible tidak mendapatkan masalah apapun, ia tersenyum bangga, berpikir pasti ko perth juga akan senang karena ia sudah mahir mengendarai motor.

beberapa menit kemudia pintu gerbang terbuka, terlihat ada pacarnya yang keluar diikuti oleh satu cowok yang wajahnya dibuat sangar dan agak slengean menurut bible. tapi ia tidak ambil pusing dan langsung turun berniat mengenalkan dirinya.

“hai, i’m bible, biu’s boyfriend,” ucapnya sambil mengulurkan tangannya.

“bas. jangan sok pake bahasa inggris deh kita di indonesia!”

biu yang tau bahwa suasananya akan tidak enak langsung mengambil tangan bible yang sama sekali tidak dibalas oleh bas. ia menatap bas sinis seolah berkata, bas awas ya jangan macem-macem sama pacar biu.

“udah yuk bible, biu udah lapar. bible bawa helm dua kan?” tanya biu.

bible mengangguk dan berusaha tidak memperdulikan sosok bas yang masih ada disana. ia membuka jok motor yang baru ia ketahui tadi. bible sangat amaze motor dengan harga murah ini mempunyai teknologi yang sangat keren.

bible segera mengambil helm berwarna biru bermotif hewan penguin punya tiga serangkai—supir keluarga bible.

“aku pakein ya,” ucap bible sambil memakaikan helmnya ke biu. biu yang salah tingkah dan malu diperlakukan seperti ini di depan sahabatnya hanya bisa menyembunyikan muka merah dan senyumnya.

bas yang melihatnya hanya mendengus kasar. walau baru berteman saat kelas satu smp tetapi bas merasa ia harus melindungi biu dari segala ancaman yang ada. termasuk jika biu mempunyai pacar.

saat helmnya sudah terpasang di kepala kecil biu. bible tersenyum senang, ia memberikan kunci motornya kepada biu—mempersilahkan kekasihnya untuk mengendarai dan membonceng dirinya.

“bas, aku duluan ya! salam buat yang lain, bilang biu marah dicuekin daritadi.”

“iya besok main lagi, hati-hati-“ lalu bas menatap bible sengit, “buat lo, awas ya sampe biu lecet. lo hadapan sama gue!”

bible mengangguk, ia segera naik saat biu sudah menyalahkan motornya.

“pegangan ya bible, biu jalanin sekarang.”

bible memegang baju bagian depan biu erat. setelahnya klakson motor dibunyikan tanda biu pamit kepada bas. dan motor berjalan dengan mulus.

bas yang menatapnya dari rumahnya hanya bisa mengerutkan dahinya.

“astaga biu gue lebih kecil disuruh nyetirin, itu jomplang gak ya?”

***

keduanya sudah sampai di pasar sore yang berada diantara daerah kawasan rumah bible dan juga biu.

tadi di jalan mereka bercanda riang. terkadang bible memeluk biu dan dibalas oleh tawa biu yang sangat candu bagi bible.

setelah memarkirkan motornya di tempat yang aman. bible dan biu duduk di tempat stand yang menjual seblak. saat pesanan biu sudah sampai bible hanya mengernyitkan dahinya, itu makanan macam apa?

tapi saat biu lahap memakannya, bible tersenyum lega, setidaknya makanan itu aman dan enak untuk dimakan.

“bible mau? seblak biu gak pedes kok.”

“suapin.”

“ih bible manja.” walaupun berkata demikian tetapi biu tetap menyuapkan kuah seblak lengkap dengan kerupuk basahnya kearah bible.

bible mengangguk setuju, ini makanan yang enak. mungkin nanti ia harus request kepada ko zee—chef di rumahnya untuk membuat makanan semacam ini. sejujurnya ia sudah bosan dengan makanan western atau oriental yang dibuatkan olehnya.

saat sedang asiknya makan bersama. suara motor besar terdengar, bible bisa melihat ko perth yang diikuti oleh chimon turun dari motor bermerek harley davidson. ko perth memakai kacamata hitam dan jaket kulit. terlihat sangar, tetapi raut wajahnya berkata sebaliknya. ia celingak-celinguk untuk menemukan keberadaan tuan mudanya.

saat bible sudah terlihat di matanya, ko perth segera lari dan berteriak, “tuan muda! anda tidak apa-apa. stop jangan makan itu tuan muda nanti saya yang akan dimarahi nyonya.”

akhirnya biu dan bible hanya bisa menutup wajahnya malu.

mereka jadi pusat perhatian tau!

“udah biu jangan nangis, its not your fault.”

bible menenangkan pacarnya yang sedang menangis sesegukan di samping ranjang rumah sakit miliknya.

tadi bible dilarikan ke rumah sakit oleh ko perth dan beberapa asisten rumah tangga yang ada di rumahnya. bible beberapa bolak-balik ke toilet dan mengeluh badannya yang tidak enak.

saat di rumah sakit baru diketahui ia terkena diare dan juga tipes. kata ko perth si penyebab utamanya akibat bible makan sembarangan.

dari kecil segala makanan dan minuman yang masuk ke dalam perut tuan muda itu sudah dipersiapkan dengan bersih dan terjaga kualitasnya. mangkanya wajar jika perut bible kaget mendapatkan makanan yang tidak higienis seperti kemarin.

tapi untungnya sekarang kondisinya sudah agak membaik walau masih harus satu dua kali ke kamar mandi untuk buang air.

biu yang masih menangis diusap rambutnya dengan sayang oleh bible. kalau begini nanti takutnya biu yang akan sakit. menangis terlalu lama pasti akan pusing akhirnya.

bible menatap asisten pribadinya seolah berkata, ”ko boleh keluar dulu gak?”. ko perth yang ada di pojok ruangan mengerti tatapan tuan mudanya lantas segera pergi meninggalkan ruangan kamar milik bible dan memutuskan untuk berjaga diluar saja.

“hey by, sini naik ke kasurku.”

biu akhirnya naik dan langsung dipeluk oleh bible. kepalanya diusak, yang membuat baju milik bible basah karena air mata biu.

“cup cup cup nanti kamu yang sakit, kita gak bisa main lagi habis pulang sekolah ntar.”

“tapi kan bible sakit karena biu huhu.”

“enggak siapa tau aku sakit karena telur buatan ko zee. udah ya jangan nangis—“

tiba-tiba pintu rumah sakit dibuka dengan kencang, terlihat wanita paruh baya yang dituntun masuk oleh beberapa orang. dibelakangnya juga ada ko perth yang mengikuti.

“CUCUKU?! astaga kenapa kalian berpelukan seperti itu? kalian masih kecil!”

“AAA OMA KENAPA KUPING AKU DIJEWER?! IT’S HURT!”

bible langsung turun dari mobilnya saat sudah sampai di depan sekolah biu. kesan pertama bible adalah ini bener biunya, pacarnya, kekasihnya, sekolah disini?.

terlihat gedung sekolah agak hampir usang berbeda dengan gedung sekolahnya yang sekarang. gedung itu bercat hijau terang dan tepat sekali saat bible turun murid-murid sekolah itu berjalan keluar dari gerbang sekolah. ada yang langsung pulang dan ada juga yang jajan terlebih dahulu.

dari kejauhan bible bisa melihat biu yang sedang tertawa bersama empat cowok lainnya. ada yang tinggi, ada yang mukanya seram, ada yang hanya diam dan ada yang sedang mengusak rambut biu. bible yang melihat itu hanya bisa menghela nafas, kata ko perth gak mungkin biu ninggalin bible. mangkanya bible gausah cemburu soalnya cuman buang-buang energi.

bible yang saat itu masih pakai rompi biru dongker dengan sedikit corak merah marun langsung menjadi pusat perhatian dari sekian banyak orang yang hanya memakai seragam putih biru.

tatapan memuja dari beberapa murid juga bible dapatkan. maklum saja spesies seperti bible ini jarang ditemukan di sekolah negeri. fisiknya yang rupawan, bersih, dan tegas menggambarkan sekali imajinasi karakter tokoh fiksi yang biasa ada di cerita novel atau wattpad (aplikasi yang sedang trend di kalangan anak remaja seperti itu).

biu yang mendapati bible sedang memperhatikannya langsung melompat kesenangan, ia berlari kecil, rambutnya yang agak panjang memantul lucu. sebenarnya kemarin biu sudah ditegur untuk segera memotong rambutnya, tapi sampai sekarang ia belum juga memotongnya. padahal ada ancaman yang diberikan yaitu akan dibotakkan di depan lapangan dan dilihat sama semua murid. tapi biu tidak takut, paling nanti gurunya itu akan dimarahi oleh ibun.

“biblee,” kata biu saat sudah sampai di hadapan bible. ia tersenyum lebar, pipinya yang memerah akibat kepanasan membuatnya semakin lucu. bible hanya terkekeh, tangannya yang tadi dimasukkan ke dalam saku celananya ia keluarkan untuk merapihkan rambut biu yang lepek akibat keringat.

“why are you so happy, by?” tanya bible.

“ih biu bilang kan jangan panggil by lagi! hehe kan bible jemput biu, biu jadi seneng! ayo bible kita jajan, ada banyak jajanan yang biu suka lagi jualan.”

tangan bible ditarik biu ke lapangan kosong disamping sekolahnya, disana terdapat banyak tukang jualan gerobakan yang sedang melayani pembelinya. bible hanya menurut saat ditarik biu.

“by, is it safe untuk beli makan disini?” celetuk bible saat melihat beberapa pedagang itu mengelap keringat saat mereka sedang masak makanan yang mereka perjual-belikan.

biu menoleh, “heeum aman biu udah makan disini dari awal masuk sampe sekarang gak sakit-sakit kok.”

“oke, aku ikut kamu aja.”

“bible mau cilor?” bible mengangguk, kemarin dia habis browsing mengenai cilor. dan sepertinya makanan itu menarik untuk dimakan.

“bang mau pesen cilor, 15 ribu ya.”

“by gak kedikitan 15 ribu? aku udah tuker uang 500 ribu masa cuman kepake 15 ribu?”

“bible! 500 ribu banyak banget, mau beli gerobak abangnya sekalian apa?!”

***

keduanya sekarang sudah duduk di bangku-bangku yang disediakan disana memang. biasanya menjadi tempat kumpul jika ada ekskul yang sedang diselenggarakan di sekolah.

kaki kecil mereka berdua bergerak senang. ditengah mereka berdua sudah banyak bungkus plastik yang terkumpul, isinya sudah habis mereka makan semua.

bible cukup amaze karena uangnya hanya berkurang 50 ribu dan ia sudah sekenyang ini. mungkin ia harus mencoba jajanan ini kapan kapan lagi dan mengajak adiknya juga mami.

ditengah lamunanannya biu membuka suara, “bible enak kan makanan di sekolah biu?”

bible mengangguk, memang saran dari pacarnya semua berguna dan menyenangkan.

“heeum, tapi uang aku masih sisa banyak kamu mau uang recehan? ini gak bakal kepake sama aku.”

biu mengerutkan dahinya tidak suka, “ih kok gak bakal kepake? kata guru biu kita tuh harus nabung mau berapa aja nominalnya! jadi bible nabung aja.”

“aku punya tabungan sendiri, ini buat kanu aja. siapa tau kamu butuh, jadi gak perlu nuker di bank dulu.”

andai bible kecil tau kalau uang recehan mudah didapatkan. tidak perlu menukar ke bank.

enam tahun sudah mereka berdua duduk di bangku sekolah dasar. pesta kelulusan mereka kali ini adalah perpisahan. hall sekolah diubah menjadi ruangan mewah seperti di gedung-gedung yang sering bible datangi sebelumnya. banyak booth makanan yang tersebar di segala penjuru ruangan.

namun dibanding menghabiskan waktu beramai-ramai, bible memutuskan mengajak biu ke taman sebelah hall sekolah mereka. di tempat itu lebih sepi tentunya, hanya terlihat beberapa anak yang sekedar mengobrol atau makan di bangku-bangku yang sudah disediakan.

“kata mami, aku udah didaftarin. besok aku harus placement test,” kata bible, tiba-tiba.

biu melongok, “berarti bible beneran pisah sama biu ya? kata ibun juga biu udah diikutin pendaftaran smp negeri gitu.”

posisi mereka berdua sedang duduk berdampingan. kaki-kaki kecil mereka bergoyang menikmati semilir angin pada malam hari ini.

bible mengangguk, “iya, mangkanya sekarang aku mau lama-lama sama kamu.“

raut wajah biu memurung, dia menaruh kepalanya untuk bersandar dengan bahu bible. “biu takut gak punya teman disana, kalau ada yang gangguin biu siapa yang lawan?”

bible diam sebentar, memproses dan mencari jalan keluar masalah yang mungkin akan didapati biu di sekolah barunya.

“nanti aku tanya temenku, siapa tau ada yang aku kenal disana. nanti dia, aku suruh jagain kamu.”

“udah ya, jangan mikir yang aneh-aneh lagi biu,” tambah bible. biu mengangguk patuh.

pinky promise?

bible mengulurkan jari kelingkingnya. yang mana dibalas oleh biu dengan menautkan kelingkingnya ke kelingking bible.

pinky promise.

“kamu mau nari biu?”

biu mengernyitkan kedua alisnya, nari apa? nari kayak teman-teman sekolahnya tadi?

“biu gak bisa joget bible,” ucapnya dengan polos.

bible tertawa, “it’s easy let me teach you.

dibawah lampu-lampu yang digantung mereka menari ditemani oleh suara jangkrik yang berbunyi. bulan yang berterang bulat sempurna.

***

jalanan untuk ke rumah biu dari resto cepat saji yang habis mereka datangi sebenarnya tidak jauh. tetapi bible sendiri yang meminta kepada perth untuk memilih rute yang paling jauh untuk sampai ke rumah biu (seharusnya hanya butuh lima belas menit untuk sampai ke rumah biu, namun perth memilih jalur yang menghabiskan waktu empat puluh lima menit.)

bible tau biu sedih. akhirnya dia duduk merapat kearah biu. biu sadar dari lamunannya, dia enggan untuk menatap bible. takut tambah sedih alasannya sih itu.

dan (untungnya) bible paham, mangkanya sekarang dia beraniin buat tarik kepala biu pelan untuk bersandar walau wajahnya ia hadapkan ke jendela. gak lama setelah itu suara tangisan biu mulai terdengar. bible mengelus lengan biu pelan dan sehabis itu tangisan biu semakin kencang.

hati bible sakit, dia hanya menunduk dan berpura-pura bahwa semua akan baik-baik saja. (ya walaupun di pikiran orang dewasa ini adalah hal yang lebay, namun buat mereka ini adalah hal yang perlu disedihkan sampai beberapa hari kedepan.

perth yang hanya melihat dari kaca spion mobilnya ikut sedih. karena sang tuan muda tidak pernah semurung itu sebelumnya.

mangkanya pas sudah memasuki komplek perumah biu, perth hanya memutar-mutarkan mobil mengitari komplek yang tidak begitu besar itu. bible sadar tapi dia memilih untuk diam.

biu everythings is gonna be alright, i still love you even we seperade each other.”

setelah bel pulang berbunyi, bible dan biu tidak langsung pulang, melainkan duduk berdampingan di taman sekolahnya. hari ini memang jam pulang mereka dipercepat, ada rapat guru katanya. waktu luang ini akhirnya dimanfaatkan oleh bible untuk mengajari pacarnya, biu.

namun bukannya memperhatikan penjelasan dari bible, biu malah hanya memandangi bible dengan serius. yang dipandangi akhirnya sadar, ia memicingkan matanya tidak suka, kebiasaan deh biu gak fokus.

dicubitnya pelan pipi pacarnya yang gembil, lalu tidak lama kemudia dibalas dengan pekikan kesal oleh biu, “aaaa bible sakit tau!” suaranya naik beberapa oktaf.

“mangkanya dengerin kalau aku lagi jelasin biu.”

“biu bodoh, gak ngerti ginian. udah ah biu nyerah…” ucap biu, kemudian dia membawa kepalanya bersandar di bahu bible yang nyaman. bible hanya menggeleng, toh bakal susah membujuk biu yang sedang malas seperti sekarang.

bible akhirnya merapihkan kertas dan buku tulis miliknya. ia kemudian melihat jam tangan miliknya, sudah satu jam setelah bel pulang berbunyi. keadaan sekolah sudah sepi hanya beberapa murid yang masih bermain dan ada ob yang sedang membersihkan ruang kelas satu persatu.

“biu, kamu laper gak? nanti mau makan ramen?” tanya bible yang menengok sedikit kearah biu. biu yang mendengar kata makanan langsung bersemangat lagi. ia mengangguk, yang mana membuat rambut tebalnya bergerak naik dan turun.

bible tersenyum lalu tidak lama kemudian supirnya (asisten pribadinya) datang menjemput.

***

kini ketiganya sudah duduk dengan semangkuk ramen di hadapan mereka masing-masing. asap dari ramen tersebut masih mengepul, menciptakan aroma sedap yang susah untuk dihiraukan.

bible sudah mulai memakan ramennya dengan semangat. meninggalkan biu yang hanya termenung dan mengaduk ramennya tidak selera. bible yang sadar langsung bertanya, “kamu kenapa gak makan? gak suka ya?”

biu menggeleng, “suka ramen, tapi biu lupa lagi gak boleh makan telur.”

tidak lama setelahnya telur yang ada di mangkuk biu langsung berpindah ke mangkuk bible. “yaudah telurnya aku makan aja ya?”

“heeum, makasih bible.”

perth yang hanya memperhatikan tuan mudanya hanya tersenyum miris.

“ini gue kalah ya sama anak sd?”

hey wakie up, sleepyhead,” beberapa kecupan diberikan oleh bible tepat di hidung, bibir dan dahi biu. yang dikecup hanya bergumam, enggan untuk membuka matanya.

bible hanya terkekeh melihat biu yang semakin meringkuk seperti kucing. dia mengusap dan merapihkan rambut biu yang berantakan. tadi pagi-pagi sekali ia sudah sempat membersihkan tubuh biu yang lengket akibat pergumulan mereka kemarin.

“ayo bangun biu, udah siang,” ucap bible sambil mencubit pelan hidung biu. biu yang terganggu tidurnya, perlahan membuka mata. objek pertama yang ia lihat adalah bible yang memakai baju polos hitam tersenyum dengan jarak yang dekat dengannya.

biu bergumam dan menyembunyikan wajahnya dibalik selimut yang masih membalut tubuhnya.

“aaa bible badanku masih remuk, gabisa bangun…” rengek biu.

jujur badannya kali ini sangat pegal, biasanya ia hanya butuh waktu beberapa jam untuk recover energy-nya. tetapi ini sudah hampir satu hari, energinya serasa masih terkuras habis.

biu bisa merasakan presensi bible yang menjauh entah untuk apa. tidak lama kemudian dia bisa merasakan tubuhnya yang ditegakkan dengan tiba-tiba. belum sempat protes kali ini ia bisa melihat jelas wajah bible tepat dihadapannya.

“good morning, sarapan dulu ya baru lanjut tidur lagi ya, bee.”

suara lembut bible membuat biu lemas. dia hanya mengangguk dan menunggu untuk disuapi oleh bible. terlihat sepiring roti panggang lengkap dengan selai didalamnya. biu mengunyah pelan dengan mata yang masih tertutup, dia masih mengantuk.

“kunyah dulu yang bener, nanti keselek bee…”

butuh waktu sepuluh menit bagi bible menyuapi biu yang sarapan dengan ogah-ogahan. bible mengambil tissue basah dan mengelap sekitar mulut biu, terdapat remahan bekas roti dan susu.

“mau bobo lagi… ngantuk,” biu bersandar kearah bible dengan tangan yang mengalung ke lehermya. bible mengangguk, “iya tidur lagi ya, kayak bayi banget sih wangi minyak telon.”

biu tertawa pelan, “padahal kemarin malem udah buat bayi, masa paginya aku yang jadi bayi.”

bible mendorong biu lagi untuk tidur, dia mengambil tempat disamping biu dan mulai menepuk-nepuk pantat biu seperti bayi.

“masih sakit gak? tadi pagi udah aku sempet pakein salep,” biu mendongak dan tersenyum, “oh pantes tadi kayak ada yang masuk-masuk, enggak udah gak sakit. lagian lebay banget, cuman gitu aja.”

bible mengeratkan pelukannya, “hebat banget sih bayi, bisa gemes sama jadi cowok kuat dalam satu waktu.”

biu senang, senang dengan segala pujian yang diucapkan oleh bible.

“hehe puji lagi sampe aku bobo,” bible tertawa. ia mengangguk menyanggupi.

sepanjang pagi itu kamar dengan ukuran studio hanya terisi dengan suara tawa milik biu yang menanggapi segala pujian dari bible.

tags : *stranger to lovers, soulamte, romance, fluff, age-switch.

orang-orang sering berkata, jodoh itu jangan dicari, nanti juga datang sendiri.

memang sih kalimat itu terkadang ada benarnya, seperti apo yang bertemu soulmatenya saat sedang menjadi tour-guide dadakan demi mencari uang jajan tambahan. desa mereka memang masih sangat asri, banyak pemandangan dan destinasi yang bisa menjadi tempat untuk berwisata. tidak hanya turis asing, banyak juga turis lokal yang berlomba-lomba mengunjungi desa mereka untuk berlibur. karena belum adanya seseorang yang mau mengelola desa ini menjadi tempat wisata, tour-guide sangat terbatas. maka tidak heran kalau ada banyak anak muda yang menjadi tour-guide dadakan untuk memenuhi permintaan pasar.

kembali ke apo yang saat itu masih berumur delapan belas tahun tidak mengerti apa yang terjadi dengan angka di pergelangan tangannya. angka yang menunjukan jarak antara dirinya juga sang soulmate tiba-tiba menghilang begitu saja. sontak hal tersebut membuat geger circle pertemanan mereka saat itu. namun hal tersebut tidak berlangsung lama, salah satu anak rombongan dari ibukota (yang jauh dari desa ini) tiba-tiba menghampiri dirinya dan berkata bahwa mereka berdua adalah soulmate. dan benar saja saat tangan mereka disatukan tanda itu muncul, tanda khusus apabila kita sudah bertemu dengan soulmate.

biu yang mendengar cerita apo pada saat itu merengut kesal. angka yang berada di pergelangan tangannya masih menunjukan jarak yang cukup jauh, yakni seribu seratus kilo meter. bagaimana dia bisa bertemu dengan soulmatenya dengan cepat kalau begini caranya? ditambah dirinya yang merupakan cowok desa yang jarang keluar (pergi ke kota besar). bahkan hal ini dapat dihitung jari. kesibukannya yang menjaga adik juga membantu ibu dan bapaknya bekerja di kebun membuat dia sedikit tidak bisa menikmati masa muda. mangkanya saat mendapat tawaran untuk berkuliah diluar daerahnya, biu sangat semangat. ibu dan bapak awalnya ragu, anak sulungnya akan mendapatkan pergaulan yang bebas diluar sana. namun, pendapat ini dipatahkan oleh pamannya yang berkata bahwa biu akan baik-baik saja disana.

maka dari itu, sekarang biu sudah berada di stasiun yang terdekat dari desanya. ia diantar oleh ibu, bapak, adik, dan juga sahabat-sahabatnya. jam menunjukkan pukul sembilan pagi, dan pengumuman akan jadwal pemberangkatan keretanya sudah berbunyi.

“biu, hati-hati ya nak disana,” biu mengangguk patuh, dilihatnya wajah ibu dan bapak yang menahan sedih, anak sulungnya akan pergi dalam waktu yang lama, merantau ke daerah orang.

biu langsung memeluk keduanya, adik-adiknya yang masih kecil juga ikut memeluk kaki biu (karena tidak sampai untuk memeluk badan biu). biu yang melihatnya hanya tertawa dan langsung mengangkat mereka satu persatu.

“gak boleh bandel ya, nanti kakak gak bawain permen.” adik-adiknya mengangguk patuh.

sekarang giliran sahabat-sahabat dari biu yang bergantian memeluknya, ada apo yang sudah berlinang air mata, bas yang memeluknya sangat erat, dan ada us yang membawa banyak paper bag—berisi baju buatannya yang dikhususkan untuk biu.

“jangan lupain gue ya, nanti kalo udah ketemu soulmate lu jangan lupa cerita.”

biu hanya tertawa mendengar petuah dari apo, dia lalu tersenyum dan berjalan menjauhi rombongan dari desa yang mengantarnya.

dia berjalan dengan mantap sambil menggeret koper dan membawa segala tas yang ia bawa.

tubuhnya ia bawa memasuki gerbong kereta, tangannya dengan sibuk mencari nomor kursi yang sudah ia pesan dari jauh-jauh hari. setelah sampai di kursi yang ia tuju, biu segera menaruh koper di kabin. ia duduk menyamankan dirinya yang terlalu lelah.

biu menatap pergelangan tangannya, angka yang menunjukkan jaraknya dengan sang soulmate terus mendekat dan menjauh. biu mengerjapkan matanya beberapa kali dan mulai berpikir berarti soulmatenya ada disini, ya?

lima ratus tiga puluh tiga meter lagi.

jantungnya tiba-tiba berdegub dengan kencang, tangannya berkeringat dingin. biu menghela nafas dan mulai menutup mata—untuk melewati gugup yang ia terima.

***

untuk penumpang yang kami hormati, sesaat lagi kereta api akan diberangkatkan dari stasiun yogyakarta menuju stasiun gambir dengan nomor kai satu satu satu tiga sembilan, dan masinis yang bertugas adalah bible wichapas dengan asisten masinis ta nannakun. rangkaian terdiri dari dua belas gerbong, sekian kami ucapkan terimakasih.

announcement berbunyi berbarengan dengan bible yang sudah mengaktifkan segala persisteman kereta agar kendaraan itu bisa berangkat. ta, sang asisten masinis juga sudah membantu bible untuk mengecek dan memberi aba-aba kapan mereka bisa mulai menjalankan kereta.

keduanya mengucapkan doa dalam hati. sementara tangan bible yang masih sibuk. akhirnya kereta mulai berangkat, berjalan dengan mulus tanpa ada hambatan apapun.

mereka menghela nafas lega, bible mulai fokus dalam perjalanan dinasnya kali ini sedangkan ta setia memberikan semboyan yang berlaku dalam perjalanan kai.

tetapi ia kehilangan fokus kala melihat tanda jarak soulmate yang ada di pergelangan tangan si masinis.

“bang, itu tangan lo,” ta menutup mulutnya tidak percaya. dia tau bagaimana frustasinya bible ketika melihat tanda jarak yang ia punya sangatlah jauh. ia tidak tau dimana soulmatenya berada. apa berada di negara yang berbeda? atau pulau yang berbeda juga.

namun kali ini tangannya menunjukkan jarak yang tidak sampai dua ratus meter.

bible tersenyum sambil tetap menjalankan rangkaian gerbong kereta, “gue juga kaget pas tau tinggal berapa meter lagi,” ia kemudian melihat lagi kearah pergelangan tangannya. “i finally found him or her, udah sepuluh tahun gue nunggu.”

“bang gue terharu banget,” respon ta yang mulai mengusap matanya yang mengeluarkan air mata, terharu.

“udah ah lebay, ayo kerja dulu yang bener.”

bible tersenyum sepanjang perjalanan, mungkin ini adalah perjalan dinas yang paling ia ingat dan sangat menyenangkan.

***

“dek, kenapa gugup?” suara renta yang berasal dari samping kursi biu membuat cowok muda itu menoleh. terlihat ada seorang wanita paruh baya yang sedang tersenyum kearahnya.

“eumm baru mau ngerantau bu,” jawab biu dengan sopan. wanita itu kemudian tertawa dan mengeratkan jaket yang ia pakai. udara di dalam kereta memang dingin, selain karena pendingin yang ada, cuaca diluar sedang hujan.

wanita itu menunjuk pergelangan tangan biu, “bukan karena itu?” tanyanya. biu menggaruk rambutnya yang tak gatal, ia hanya terkekeh malu dan mencoba menyembunyikan angka yang terpampang nyata disana.

“hehe, salah satunya ini bu.”

wanita itu bersandar dan mulai bercerita bagaimana ia juga awalnya sangat gugup saat mengetahui jarak dengan soulmatenya yang tidak begitu jauh. suaminya, yang sekarang sudah meninggal, dulunya adalah seorang tukang service perabotan rumah yang baru saja pindah ke daerahnya. pertemuan awal mereka terjadi karena kulkas yang ia miliki tidak dingin lagi. saat bertemu keduanya tidak sadar bahwa tanda itu sudah hilang. namun saat ingin membayar keduanya sadar dan langsung menyatukkan tangan mereka, dan benar saja, semua seperti magic degupan yang tadi tidak ada, tiba-tiba ada begitu saja.

“pertemuan dengan soulmate memang tidak pernah gagal membuat tersenyum saat mengingatnya. kamu jangan gugup, kalau sudah waktunya bertemu pasti perasaan cinta itu datang begitu saja,” nasihat yang biu terima dibalas oleh anggukan olehnya.

apa benar, soulmatenya bakal suka dengan cowok desa seperti dirinya?

biu mulai menyederkan kepalanya ke jendela, ia melihat pemandangan akan gelapnya hujan diluar. ia menghela nafas lagi, “mungkin ada benernya juga kata ibu ini.”

***

“bang, lo mau langsung balik?” tanya ta. perjalanan dinas keduanya sudah berakhir, tidak ada hambatan apapun selama perjalanan selain cuaca yang tidak menentu. ta meregangkan badan, pegal juga duduk kurang lebih delapan jam.

bible menggeleng, “no, gue mau ketemu soulmate gue. jaraknya makin deket kalau gue kebelakang.”

ta yang mendengr itu langsung tersenyum lebar dan mulai memukul bahu bible dengan gemas.

“bang sumpah nanti kasih salam ya ke soulmate lo, jangan lupa juga traktirannya.”

bible hanya menggeleng dan segera pamit untuk ke belakang sambil menyapa pramugari kereta yang sudah bekerja dengan baik.

***

biu sudah keringat dingin di bangkunya. satu persatu penumpang sudah keluar, namun ada juga yang masih bersantai di dalam. termasuk dirinya.

telapak tangannya sudah berkeringat. ia memutuskan untuk berdiri. angka yang berada di pergelangan tangannya menunjukkan jarak yang semakin dekat (tidak sampai seratus meter).

tangannya buru-buru mengambil koper dan tas bawaannya yang berada di kabin kereta. setidaknya ia menyiapkan ancang-ancang untuk kabur jika sang soulmate sudah berada di belakangnya.

namun terdapat kendala saat ia mau mengambil kopernya. roda koper itu tersangkut, membuat dirinya kesusahan untuk mengambilnya.

biu sudah mengumpat dalam hati, ketika mengetahui angka yang ada semakin dekat lagi. dirinya sudah pasrah apabila soulmatenya benar-benar ada didekatnya.

suara langkah yang mendekat membuat biu menunduk dan mulai memejamkan matanya.

please jangan kesini, please nanti aja ketemunya.

“maaf dek, kopernya gak bisa diambil ya? mau saya bantu ambilkan?”

biu nyaris ingin pingsan saat mendengar suara itu.

biu meyakinkan dirinya untuk mengangkat wajah dan membuka mata untuk melihat bagaimana rupa soulmatenya. ia sangat terkejut ketika melihat sosok dengan rambut hitam legam, mata yang melihatnya dengan tajam, kulit yang sangat putih, dan tidak lupa tubuhnya yang berbalut dengan seragam masinis.

bible mengernyit sebelum membawa pandangannya kearah pergelangan tangan yang sudah tidak ada angka-angka seperti tadi.

ia refleks melihat biu kembali dan tersenyum lebar, akhirnya kita ketemu.

“halo saya bible wichapas, masinis kamu yang tadi bawa kereta ini selamat sampai tujuan,” nafas biu seperti berhenti sejenak sebelum menenangkan dirinya sendiri dalam hati.

“h-halo aku biu,” biu langsung menunduk lagi, melihat wajah lelaki di depannya terlalu lama membuat dadanya tidak bisa dikontrol degupannya.

bible yang melihat gerak-gerik gugup milik biu hanya bisa tertawa. ia membawa tangannya mengusak rambut biu sebelum mengangkat koper milik biu yang masih tersangkut di kabin atas.

“gemesnya, mau tunggu saya dulu gak? habis itu saya antar. tunggu depan foodcourt ya?”

biu mengangguk menyanggupi. ia berlari kecil sambil menggeret kopernya dengan buru-buru.

bible yang memandanginya hanya menggeleng dan mengulum senyumnya, “astaga jodoh gue adek gemes.”

myuffins, 2022.