malam kelulusan

enam tahun sudah mereka berdua duduk di bangku sekolah dasar. pesta kelulusan mereka kali ini adalah perpisahan. hall sekolah diubah menjadi ruangan mewah seperti di gedung-gedung yang sering bible datangi sebelumnya. banyak booth makanan yang tersebar di segala penjuru ruangan.

namun dibanding menghabiskan waktu beramai-ramai, bible memutuskan mengajak biu ke taman sebelah hall sekolah mereka. di tempat itu lebih sepi tentunya, hanya terlihat beberapa anak yang sekedar mengobrol atau makan di bangku-bangku yang sudah disediakan.

“kata mami, aku udah didaftarin. besok aku harus placement test,” kata bible, tiba-tiba.

biu melongok, “berarti bible beneran pisah sama biu ya? kata ibun juga biu udah diikutin pendaftaran smp negeri gitu.”

posisi mereka berdua sedang duduk berdampingan. kaki-kaki kecil mereka bergoyang menikmati semilir angin pada malam hari ini.

bible mengangguk, “iya, mangkanya sekarang aku mau lama-lama sama kamu.“

raut wajah biu memurung, dia menaruh kepalanya untuk bersandar dengan bahu bible. “biu takut gak punya teman disana, kalau ada yang gangguin biu siapa yang lawan?”

bible diam sebentar, memproses dan mencari jalan keluar masalah yang mungkin akan didapati biu di sekolah barunya.

“nanti aku tanya temenku, siapa tau ada yang aku kenal disana. nanti dia, aku suruh jagain kamu.”

“udah ya, jangan mikir yang aneh-aneh lagi biu,” tambah bible. biu mengangguk patuh.

pinky promise?

bible mengulurkan jari kelingkingnya. yang mana dibalas oleh biu dengan menautkan kelingkingnya ke kelingking bible.

pinky promise.

“kamu mau nari biu?”

biu mengernyitkan kedua alisnya, nari apa? nari kayak teman-teman sekolahnya tadi?

“biu gak bisa joget bible,” ucapnya dengan polos.

bible tertawa, “it’s easy let me teach you.

dibawah lampu-lampu yang digantung mereka menari ditemani oleh suara jangkrik yang berbunyi. bulan yang berterang bulat sempurna.

***

jalanan untuk ke rumah biu dari resto cepat saji yang habis mereka datangi sebenarnya tidak jauh. tetapi bible sendiri yang meminta kepada perth untuk memilih rute yang paling jauh untuk sampai ke rumah biu (seharusnya hanya butuh lima belas menit untuk sampai ke rumah biu, namun perth memilih jalur yang menghabiskan waktu empat puluh lima menit.)

bible tau biu sedih. akhirnya dia duduk merapat kearah biu. biu sadar dari lamunannya, dia enggan untuk menatap bible. takut tambah sedih alasannya sih itu.

dan (untungnya) bible paham, mangkanya sekarang dia beraniin buat tarik kepala biu pelan untuk bersandar walau wajahnya ia hadapkan ke jendela. gak lama setelah itu suara tangisan biu mulai terdengar. bible mengelus lengan biu pelan dan sehabis itu tangisan biu semakin kencang.

hati bible sakit, dia hanya menunduk dan berpura-pura bahwa semua akan baik-baik saja. (ya walaupun di pikiran orang dewasa ini adalah hal yang lebay, namun buat mereka ini adalah hal yang perlu disedihkan sampai beberapa hari kedepan.

perth yang hanya melihat dari kaca spion mobilnya ikut sedih. karena sang tuan muda tidak pernah semurung itu sebelumnya.

mangkanya pas sudah memasuki komplek perumah biu, perth hanya memutar-mutarkan mobil mengitari komplek yang tidak begitu besar itu. bible sadar tapi dia memilih untuk diam.

biu everythings is gonna be alright, i still love you even we seperade each other.”