Motor Beat

tin

tin

bible membunyikan klakson sesaat sampai di rumah yang tadi biu infokan. sepanjang jalan untungnya bible tidak mendapatkan masalah apapun, ia tersenyum bangga, berpikir pasti ko perth juga akan senang karena ia sudah mahir mengendarai motor.

beberapa menit kemudia pintu gerbang terbuka, terlihat ada pacarnya yang keluar diikuti oleh satu cowok yang wajahnya dibuat sangar dan agak slengean menurut bible. tapi ia tidak ambil pusing dan langsung turun berniat mengenalkan dirinya.

“hai, i’m bible, biu’s boyfriend,” ucapnya sambil mengulurkan tangannya.

“bas. jangan sok pake bahasa inggris deh kita di indonesia!”

biu yang tau bahwa suasananya akan tidak enak langsung mengambil tangan bible yang sama sekali tidak dibalas oleh bas. ia menatap bas sinis seolah berkata, bas awas ya jangan macem-macem sama pacar biu.

“udah yuk bible, biu udah lapar. bible bawa helm dua kan?” tanya biu.

bible mengangguk dan berusaha tidak memperdulikan sosok bas yang masih ada disana. ia membuka jok motor yang baru ia ketahui tadi. bible sangat amaze motor dengan harga murah ini mempunyai teknologi yang sangat keren.

bible segera mengambil helm berwarna biru bermotif hewan penguin punya tiga serangkai—supir keluarga bible.

“aku pakein ya,” ucap bible sambil memakaikan helmnya ke biu. biu yang salah tingkah dan malu diperlakukan seperti ini di depan sahabatnya hanya bisa menyembunyikan muka merah dan senyumnya.

bas yang melihatnya hanya mendengus kasar. walau baru berteman saat kelas satu smp tetapi bas merasa ia harus melindungi biu dari segala ancaman yang ada. termasuk jika biu mempunyai pacar.

saat helmnya sudah terpasang di kepala kecil biu. bible tersenyum senang, ia memberikan kunci motornya kepada biu—mempersilahkan kekasihnya untuk mengendarai dan membonceng dirinya.

“bas, aku duluan ya! salam buat yang lain, bilang biu marah dicuekin daritadi.”

“iya besok main lagi, hati-hati-“ lalu bas menatap bible sengit, “buat lo, awas ya sampe biu lecet. lo hadapan sama gue!”

bible mengangguk, ia segera naik saat biu sudah menyalahkan motornya.

“pegangan ya bible, biu jalanin sekarang.”

bible memegang baju bagian depan biu erat. setelahnya klakson motor dibunyikan tanda biu pamit kepada bas. dan motor berjalan dengan mulus.

bas yang menatapnya dari rumahnya hanya bisa mengerutkan dahinya.

“astaga biu gue lebih kecil disuruh nyetirin, itu jomplang gak ya?”

***

keduanya sudah sampai di pasar sore yang berada diantara daerah kawasan rumah bible dan juga biu.

tadi di jalan mereka bercanda riang. terkadang bible memeluk biu dan dibalas oleh tawa biu yang sangat candu bagi bible.

setelah memarkirkan motornya di tempat yang aman. bible dan biu duduk di tempat stand yang menjual seblak. saat pesanan biu sudah sampai bible hanya mengernyitkan dahinya, itu makanan macam apa?

tapi saat biu lahap memakannya, bible tersenyum lega, setidaknya makanan itu aman dan enak untuk dimakan.

“bible mau? seblak biu gak pedes kok.”

“suapin.”

“ih bible manja.” walaupun berkata demikian tetapi biu tetap menyuapkan kuah seblak lengkap dengan kerupuk basahnya kearah bible.

bible mengangguk setuju, ini makanan yang enak. mungkin nanti ia harus request kepada ko zee—chef di rumahnya untuk membuat makanan semacam ini. sejujurnya ia sudah bosan dengan makanan western atau oriental yang dibuatkan olehnya.

saat sedang asiknya makan bersama. suara motor besar terdengar, bible bisa melihat ko perth yang diikuti oleh chimon turun dari motor bermerek harley davidson. ko perth memakai kacamata hitam dan jaket kulit. terlihat sangar, tetapi raut wajahnya berkata sebaliknya. ia celingak-celinguk untuk menemukan keberadaan tuan mudanya.

saat bible sudah terlihat di matanya, ko perth segera lari dan berteriak, “tuan muda! anda tidak apa-apa. stop jangan makan itu tuan muda nanti saya yang akan dimarahi nyonya.”

akhirnya biu dan bible hanya bisa menutup wajahnya malu.

mereka jadi pusat perhatian tau!