myuffins

biu membuka pintu mobil hitam yang berhenti di depannya. ia membawa satu tas kecil yang berisikan jus dan beberapa makanan kecil lainnya.

“hai bie,” sapanya sambil menyamankan duduknya di kursi belakang.

bible tersenyum tipis, “h-hai.” penampilan biu hari ini membuat dirinya sedikit terpesona, dengan memakai kaus biru kebesaran bergambar kucing dan celana pendek putih biu terlihat sangat menggemaskan.

“aku bawain jus ayo diminum!” ia terlihat bersemangat membuka tempat minum yang sudah terisi jus berwarna hijau.

“GAK MAUUU.”

“hihhh kata mami kamu jarang makan sayur, ayo minum. enak kok bie,” paksanya.

sedangkan bible sudah heboh menutup mulutnya dan menghindar dari biu. ko perth di depan hanya tersenyum dan tertawa sedikit melihat interaksi keduanya.

“no, rasanya pasti kayak muntah!” biu mendelik kesal saat jawaban itu keluar dari mulut bible.

“kamu ngatain jus buatanku kayak muntah?”

“bukan gituuuu, yaudah aku minum sedikit.”

bible meminum jus itu dengan terpaksa. satu tegukan ia sudah mengernyit tidak suka. rasanya aneh, terlalu rasa sayur. dengan berat hati bible meminum semuanya hingga habis.

demi biu senang

“hehehe, gitu dong. bie anak pintar,” biu sedikit mengangkat badannya dan mengusap rambut bible.

perjalanan mereka akhirnya dipenuhi oleh tawa kecil dari ko perth karena harus melihat tuan mudanya yang terus-menerus menahan malu saat sedang berinteraksi dengan pacarnya.

pesta makan malam keluarga yang sudah diadakan oleh ayah biu terpaksa dibatalkan. alasannya karena suasana hati biu yang buruk sejak pagi tadi. putra bungsu keluarga ini pun sejak selesai makan siang sudah mengurung diri di kamarnya.

kamar biu yang dominan berwarna biru itupun dalam keadaan berantakan, karena daritadi si pemilik kamar sengaja mengacak-ngacak kasurnya yang sudah ditata rapih tadi pagi.

“aaa sebel, bible jahat!” teriaknya sambil menghentak-hentakan kakinya kesal di kasur.

boneka beruang pemberian bible tahun lalu menjadi sasaran empuk untuk dipukuli biu. beberapa kali juga boneka itu terlihat berada di lantai namun langsung diambil kembali oleh biu.

“hiks bible lupain aku gara-gara udah dapet temen baru kan miko? hueeee.”

suara rengekan dan tangisan terdengar nyaring di ruangan, membuat beberapa maid yang sedang berlalu lalang di depan pintu hanya bisa tersenyum miris. biu yang sedang mode begini akan susah ditenangkan jadi biasanya mereka hanya mendiaminya. bahkan ibunnya sekalipun tidak bisa menenangkannya.

tok tok tok

suara ketukan pintu membuat biu mendelik sebal, ia tidak mau diganggu, bisa ngerti sedikit gak sih?

akhirnya pintu dibuka, terlihat disana ada sosok alpha muda yang sedaritadi menjadi objek kekesalan biu.

satu tangan bible memegang kue ulang tahun dengan berhias lilin diatasnya, sedangkan tangan lainnya menutup dan mengunci pintu itu dengan mudahnya.

happy birthday to my candy, happy birthday to you…”

air mata biu lalu turun lagi, kali ini tangisannya lebih kencang dibanding yang tadi. “eh eh kok nangis sih biu,” bible yang mulanya ingin tertawa sekarang panik mendengar tangisan omega kecilnya.

“k-kamu jahat, lu-pain ultahku hueeee,” tangannya yang tenggelam di sweater tidurnya dibawa mengusap air mata yang menggenang di pelupuk matanya.

no, kata siapa aku lupain ultah kamu? i wanna be the lastest person who celebrates your birthday, candy. aku rasa ini lebih special dibanding yang pertama kan?”

bible menaruh kue itu di meja samping kasur. ia lalu duduk berhadapan dengan biu, bible tersenyum lalu mengusak rambut omeganya dengan sayang. dia menyandarkan dahinya ke dahi biu, tangannya membingkai kepala biu.

“jangan nangis lagi sayang. masa pacarnya dateng nangis gini sih, lagian kan aku udah disini.”

wajah biu memerah, ia ingat perkataan bible tempo hari katanya mereka akan segera menjadi pacar jika biu sudah berumur 17 tahun. “hihh apa sih emang aku udah terima kamu?!”

“loh emang gak mau?”

bible menarik biu perlahan ke pelukannya, menyelimuti tubuh kecil biu dengan kehangatan. “hngg, mau…”

bible terkekeh, ia lalu mengecup-ngecup pipi tembam biu dengan banyak kecupan.

“s-sayang stop hih.”

“apa coba ulangin?”

“sayang, bible sayang.”

Sepulang sekolah bible tidak langsung pulang melainkan datang ke rumah biu. Ia sudah sangat familiar dengan kediaman keluarga jakapan ini, mengingat keluarga mereka sudah saling mengenal sejak bible dan biu kecil.

“Candy kamu udah kerjain project sir jack?” Tanya bible sambil menyamankan posisinya yang sedang tengkurap di kasur milik biu.

Biu yang sedang mengganti pakaiannya di dressing roomnya berteriak, “Udah, kemarin aku kerjain sama naphat. Jangan bilang kamu belum bibs?”

Bible memasang wajah tidak sukanya saat nama naphat keluar dari mulut biu. Biu yang sudah mengganti pakaian dan membersihkan wajahnya dari kotoran menyusul bible dan langsung tidur disampingnya.

“Kok gak ajak aku sih?” Tanya bible sangsi, ia merasa sedikit sakit hati dirinya dilupakan oleh biu seperti sekarang.

“Kelompok kamu siapa emangnya bibs? Aku kan sekelompok sama naphat gimana sih...”

“Aaa tapi tetep aja harusnya kamu kerjain sama aku,” biu menggelengkan kepalanya. Ia akhirnya memilih untuk bersandar ke pundak bible.

“Tau gak sih kemarin aku habis ngelakuin kebodohan.”

“Mind to tell me, what is it candy?”

“Itu kemarin aku salah manggil nama orang ternyata kakak kakak alumni sekolah kita. Aku kira tuh apo kan ya bibs, mana aku udah rangkul-rangkul huhu aku malu banget jujur.”

“Heeum terus?”

“Terus dia kayak ketawa gitu sama temen-temennya bibs, yaampun mana aku sendiri kan ya.”

”...”

“Akhirnya diajak kenalan, katanya 'nanti ketemu ya pas kuliah'. Dalam hati aku kayak 'Hih males banget ketemu sama dia lagi!'.”

Bible hanya diam. Memperhatikan bagaimana ekspresi biu yang sedang bercerita dengan antusias. Bibirnya yang merah cherry itu beberapa kali dimajukan beberapa cm, membuat kegemasan biu meningkat.

“Bibs, kamu dengerin aku gak sih?”

“Kamu lucu banget sih...” bible mengusakkan kepalanya kearah biu.

“Hih geli bibleeee,” biu tertawa sampai mengubah posisinya menjadi duduk bersila. Bible lalu langsung memeluk biu, menghirup aroma pheromone milik biu. Hingga ia tidak sadar pheromonenya tertinggal disana —mereka melakukan scenting dengan tidak sengaja.

bible yang sedang menonton televisi di ruang tamu bisa merasakan wangi permen manis disekitarnya. benar saja biu yang entah darimana datangnya langsung duduk dan bersandar di bahu bible.

“kok kamu kebangun?” tanya bible refleks. pasalnya tadi jam delapan malam biu sudah menguap dan berpamitan tidur dengan semuanya.

biu yang masih sedikit mengantuk masih mengusakan kepalanya di bahu bible, “gak tau tiba-tiba kebangun pas lihat masih jam setengah 12. kamu sendiri kenapa belum bobo?”

“kayaknya jetlag, kamu mau cokelat panas? aku seduhin.”

biu mengangguk, “mau bikin bareng aja.”

mereka akhirnya berdiri sebelahan di depan counter dapur yang berisikan alat pemanas air dan sekaleng cokelat bubuk yang dibeli oleh mami bible tadi sore.

setelah beberapa menit berkutat di dapur, dua gelas cokelat panas sudah tersedia di meja tengah ruang tamu—tempat tadi bible menonton televisi yang mungkin sekarang tambah biu yang setia menemani bible.

“hihi cokelatnya enak masa. beda sama yang ada di rumahku,” mata biu berbinar sambil meneguk cokelat itu beberapa kali. rasa manis dan pahit cokelat itu merupakan campuran yang sangat pas menurut omega tersebut. biu juga mengabadikannya dan langsung membagikan di akun sosial media miliknya.

“iya kan, mami selalu beli cokelat ini setiap pulang dari sini.”

“bible yang dibilang mami sama papi kamu tadi sore. kamu kepikiran gak sih?”

“yang aku bakal nikah sama kamu selesai lulus kuliah?”

“iya, kamu emang gak masalah?” bible sedikit mengernyitkan dahinya. maksud biu apa?

“masalah dimana? aku kan udah kenal kamu dari kecil, lagipula kalau kita ngelawan pasti tetap bakal nikah kan?”

“kamu kan punya banyak crush bibs, kamu gak mau ngejar dulu gitu? siapa tau bakal batal kan.”

“loh aku waktu itu kan pernah bilang, gak mau sama yang lain. kamu anggep aku gak serius ya?”

“loh kamu waktu itu beneran?!” biu terkejut dan langsung memukul lengan bible yang daritadi ia sandari.

“aku sakit hati loh bi…”

“ihhhhh aku minta maaf, aku kira kamu emang mau godain aku aja,” ucap biu dengan rasa bersalahnya. bible memasang wajah sedihnya.

jadi selama ini ia dianggap hanya lelucon buat biu? bisa-bisanya?!

biu menekan pipi bible beberapa kali, ingin mendapatkan atensi darinya. “jangan marah aku beneran gak tau. mangkanya kamu jangan bercanda sama ngegombal terus!”

“iya emang omega selalu benar, alpha selalu salah.”

“ih bible mah, jangan marah nanti aku nangis ngadu ke mami loh.” biu merengek sambil memeluk bible dari samping.

bible menghela nafasnya dan mengusak rambut biu yang lebat itu hingga berantakan, “iya gak marah, asal jangan kayak gitu lagi. aku tuh serius mau coba suka sama kamu, candy.”

“hih bible jangan suka tiba-tiba gitu! terus apa-apaan candy?”

“wangi pheromone kamu, aku panggil gitu boleh? your smell sweet like candy just now.”

“hey, kamu kok jadi diem biasanya jadi alpha cerewet,” setelah 10 menit berlalu biu akhirnya membuka suara. bible yang sedang bermain ponselnya langsung terkejut dan buru-buru menyimpannya di kantung celana.

bible tersenyum canggung sambil menggaruk kepalanya, “hehehe masa sih?”

biu mengernyitkan dahinya lalu menggeleng pelan, “ckck gak seru banget sih kamu.”

kedua keluarga itu sudah berada di lounge bandara. mereka hanya menunggu beberapa saat sebelum jadwal keberangkatan menuju tokyo dan diteruskan ke london sebelum sampai pada tujuan akhir mereka, zurich.

“ehem, kamu sejak kapan jadi lebih pendek daripada aku?” tanya bible agar mengurangi rasa penasarannya.

yang ditanya hanya mengangkat bahunya, “gak tau, kayaknya semenjak heat pertama aku. dalam beberapa hari pinggangku agak kecilan, terus rambut aku cepet banget numbuh. tapi kayaknya kamu deh yang makin tinggi bib.”

“masa sih?”

biu mengangguk membuat rambutnya yang mengembang itu naik dan turun mengikuti gerakan kepalanya. bible yang melihat langsung mengalihkan pandangan kearah ko perth.

“eh sebentar kayaknya aku dipanggil ko perth.”

“hah masa sih?” bible langsung pergi menghampiri ko perth yang sedang bingung, kenapa tuan mudanya ke dia?

omega kecil itu bisa melihat alpha yang dijodohkan dengannya sedang berbisik ke asisten pribadinya. ko perth hanya tertawa dan mengangguk-ngangguk.

coba kalau biu tau sebetulnya daritadi bible sedang menahan diri untuk tidak memeluk tubuhnya dengan erat.

***

“bibs kamu lagi ngapain?” tanya biu yang duduk tepat dibagian samping bible. bible yang baru sadar ada manusia yang sedang ia hindari sedaritadi langsung gelagapan mengambil buku asal.

“hehehe lagi baca buku.”

biu menghela nafas, “mana ada orang baca buku kebalik gitu…”

“bib kamu kenapa sih sama aku? kok jadi gini.” sambungnya. biu sedikit cemberut membuat bibirnya maju beberapa cm.

jujur enggak ya? tanya bible pada dirinya sendiri.

bible sempat diam beberapa menit sebelum menjawabnya dengan jujur, “aku kaget kamu berubah jadi makin gemes gini.”

biu memiringkan kepala dan berkedip beberapa kali. “maksudnya gimana?”

“argh biu aku malu tau. intinya aku suka appearance kamu sekarang, jadi makin imut.”

tawa biu akhirnya keluar, ia bisa melihat bible yang menutup wajahnya yang memerah.

“aku juga suka.”

“maksud kamu?”

“kamu makin ganteng sekarang, aku juga akhirnya bisa tau oh pheromone kamu gini ya. aku suka bible. gak kamu aja.”

pada malam hari biu berteriak memanggil bundanya. dengan panik ibun langsung berlari dari kamarnya—setelah diberitahu oleh pelayan di rumah. ibun masuk dengan tergesa. wanita itu mendapati anaknya yang sedang meringkuk kesakitan, ada juga beberapa titik basah di sprei kasur milik biu. aroma di ruang kamar ini juga begitu pekat, aroma manis permen tercampur dengan sedikit wangi powdery. pheromone biu sudah keluar.

”heatnya udah mulai ya?”

“kenapa adek? kenapa adek teriak gitu?” tanya ibun sambil perlahan mendekat. pada beberapa kasus omega yang baru presenting akan sangat sensitif dan cenderung lebih ganas daripada biasanya.

biu menoleh masih dengan wajah berantakannya, “ibun huhu bagian bawah adek daritadi ngeluarin slime. adek takut ibun.”

biu merengek saat melihat ibunnya yang malah tertawa setelah diberikan berita penting mengenai slime cair yang keluar dari tubuhnya.

“adek itu namanya slick bukan slime, nanti kalau udah besar adek bakal tau kok kegunaannya apa.”

“jadi gak bahaya kan ibun? adek gak bakal mati?”

ibun menggeleng, ia mengecupi kepala putranya dengan sayang. aroma pheromone yang dikeluarkan oleh biu mungkin akan menjadi penenang dirinya disaat sedang pusing dengan pekerjaan.

anaknya sekarang sudah resmi menjadi omega.

“adek mau bersihin badan dulu atau apa sayang?”

“adek mau peluk ibun, ibun tetep disini sampai pagi. kelonin.”

ibun mengangguk dan langsung mengambil posisi kasur disebelahnya dan biu langsung menyamankan diri di pelukan sang ibun.

beberapa kali rasa panas yang lebih parah daripada yang tadi pagi datang dan hilang. air mata juga sudah terbendung di matanya membuat sungai yang mengalir di pipinya.

“adek inget gak dulu pas masih kecil suka ibun tepuk-tepuk pantatnya,” ucap ibun guna mengalihkan rasa aneh yang sedang dialami oleh sang putra kecilnya.

“adek inget.”

“adek mau ditepuk kayak gitu lagi sampai bobo?”

“mau, tapi nanti slimenya keluar lagi huhu ibun.”

“enggak sayang, biu biasanya habis ditepuk pasti bobo. slimenya gak bakal keluar lagi.”

ibun mulai menepuk-nepuk pantat biu pelan, dulu saat kecil biu sangat suka dikeloni dengan model ini. ibun mengeluarkan sedikit pheromonenya guna menenangkan biu yang masih merintih kesakitan. ibun akhirnya juga menyanyikan lagu semasa biu kecil, you are my sunshine.

“… please don’t take my sunshine away.” setelah bernyanyi beberapa menit, terdengar dengkuran halus dari biu. ibun tersenyum lega, setidaknya untuk saat ini biu sudah aman dan tenang di pelukannya.

biu benar memakai liptint sebelum berangkat sekolah. mengingat hari ini hari terakhir mereka sekolah sebelum memasuki bangku sekolah menengah akhir.

jam sudah menunjukkan angka delapan dan terlihat sudah banyak mobil mewah yang berlalu lalang di sekolahnya.

biu turun dari mobilnya, hari ini ia memakai crop hoodie dengan celana dari seragam olahraganya. wajahnya berseri suasana hatinya sedang baik hari ini. bibirnya mencetak senyuman lebar saat menyapa orang-orang yang ia kenal.

“hoi tumben amat kayak gini penampilannya,” ucap apo sambil merangkul bahu sahabatnya.

“jelek ya?”

“mana ada, cakep banget gini. gue naksir lu deh bi.”

“gak mau kamu kan playboy, beneran ya aku jadi cakepan?” tanya biu penasaran.

apo mengangguk dengan semangat. biu memang sudah memiliki paras yang sempurna. kulitnya yang putih, pipinya yang menggembul saat sedang makan, dan proporsi tubuhnya yang ideal.

mereka akhirnya berpisah di depan kelas biu. biu menarik nafasnya dulu sebelum membuka pintu kelas dan melihat reaksi dari teman temannya.

cklek

job yang sedang berbicara dengan bas langsung menoleh dan tertawa heboh.

“biu ih menor banget dah tumben lu!”

beberapa dari mereka juga membenarkan uacapan job dan ikut tertawa bersama.

“biu kalau pakai liptint dikit aja nanti kemerahan kayak gitu.”

itu us, dia menghampiri biu dan menepuk pundaknya pelan.

“o-oh gitu ya? ini kemenoran ya?” biu bergetar ia ingin menangis segera di kamarnya.

“iya hapus gih nanti ketauan madam sarah.”

biu tidak bisa menahan air matanya untuk tidak turun. akhirnya ia keluar dari kelas dan berpapasan dengan bible yang ternyata daritadi sudah berdiri di depan pintu kelasnya.

“biu?”

“aku mau pulang, tolong bilangin ya sama madam sarah.” ucap biu dan ia berlari di koridor menuju parkiran sekolahnya.

“kenapa kalian ngomong gitu ke biu?”

job yang masih tertawa langsung dipukul oleh bas. bible sedang marah, pheromone miliknya tidak bisa dikontrol membuat beberapa anak yang sudah mengetahui secondary gender mereka langsung menutup hidung, termasuk us. bahkan beberapa alpha lain langsung bertekuk lutut, sangking kuatnya pheromone milik bible.

“bible pheromone kamu tolong redain.”

bible menatap us dengan sinis, “kenapa ngomong itu terlalu menor ke biuku? kamu takut kalah saing ya? nyesel aku pernah bilang suka sama kamu.”

bible merasakan hawa panas setelah dirinya selesai jam olahraga. dadanya seperti ditekan sampai sulit bernafas. bible yang bingung langsung berlarian di koridor yang untungnya sepi—tidak ada orang.

ia buru-buru masuk ke dalam salah satu bilik toilet yang paling pojok. bible mulai membuka baju olahraganya dan meninggalkan baju polos hitam. setidaknya hal itu sedikit membuat dirinya bisa bernapas sekarang.

mata bible mulai mengeluarkan air mata, biasanya disaat seperti ini ia bisa meminta tolong kepada ko perth, asisten pribadinya, untuk membawanya ke rumah sakit. tetapi ponselnya tertinggal di kelas. ia sedikit merutuki kenapa tadi tidak membawa ponselnya saja.

kepala bible kembali pusing beberapa wangi yang asing mulai bercampur lagi, seperti tadi. lelaki tersebut menutup hidungnya dan dengan tangan yang satu lagi dadanya mulai ia pukul-pukul.

h-haaa sakit mami,” lirihnya pelan. bible masih menangis dan akhirnya ia meringkuk terduduk diatas kloset yang ditutup.

tok tok tok

“bible, ini biu…”

bible langsung mendongak setelah mendengar suara yang familiar di telinganya. itu biu, biunya.

“bible? kamu di dalam?”

tanpa berpikir lama lagi bible membuka pintu toilet dan langsung menarik biu untuk masuk ke dalam.

“waaaa!” pekik biu. ia terkejut tiba-tiba tubuhnya limbung kedepan. namun hal tersebut tidak berlangsung lama karena ia bisa merasakan tubuhnya dipeluk erat dan air mata yang membasahi seragam miliknya.

“hiks biu, panas, pusing.”

“heeee kamu kenapa bible?” biu masih menepuk-nepuk punggung bible. ia masih nyaman di pangkuan bible karena tubuhnya seperti ditempel lem, sama sekali tidak bisa bergerak.

“takut, bau. banyak bau.”

biu mendengar banyak suara dari arah luar toilet beberapa dari mereka bertanya, ini bau apa? siapa yang mengeluarkan? ada alpha yang lagi rut ya?

“bible kamu lagi rut?” bisik biu pelan. namun bible yang tidak tau hanya menggeleng, ia tidak tau ini apa yang penting saat mendekap biu rasanya lebih nyaman dibanding tadi.

“sebentar aku mau chat ko perth dulu, bisa lepasin seben– bible kok aku makin dipeluk sih!”

“gak boleh, kamu gak boleh lepasin pelukannya. aku nyaman kayak gini, sebentar dulu ya. kepala aku pusing lagi, banyak bau.”

biu mengetuk kamar bible sebelum dia masuk untuk sekedar melihat luka yang terdapat di wajah sang kekasih.

terlihat bible yang sedang memeluk lututnya sambil melihat kearah luar jendela. wajahnya terpancar penyesalan, terlebih lagi bible menangis sambil menggigit bibirnya beberapa kali.

saat bible menyadari bahwa biu ada di ruangan yang sama olehnya, ia bangkit. memeluk tubuh mungil biu yang terbalutkan sweater hitam dan celana tidur. tanganny juga masih memegang kotak P3K.

i’m sorry, by. i’m sorry,” ucap bible penuh sesal. biu bisa merasakan ada air mata yang merembes di bagian bahunya. ketika hatinya ingin luluh, perkataan bible tempo waktu teringat lagi. membuat biu melepaskan pelukan itu dan sedikit mendorong bible untuk menjauh.

tanpa berkata apapun biu mendorong bible hingga ia duduk di pinggiran kasur. kemudian biu menarik satu sofa kecil untuk dihadapkan kearah bible.

“by ngomong, jangan diemin aku…” ucap bible lirih. tangannya terulur untuk meraih dan menggenggam tangan biu, namun dengan cepat tangan bible ditangkis. meninggalkan ekspresi sedih yang ditunjukkan secara terang-terangan.

biu mulai membuka kotak P3K tersebut. ia mulai menuangkan alkohol keatas kapas dan mulai menempelkannya kearah luka yang dimiliki bible. alhasil bible meringis kesakitan menahan perih yang ada.

terakhir biu menempelkan beberapa plester ke wajah bible. setelah dirasa semua lukanya sudah terobati, biu segera menaruh kembali segala obat yang tadi dipakai ke dalam kotak.

baru saja biu ingin beranjak, bible dengan cepat menarik biu. biu akhirnya terduduk menyamping di atas kakinya. biu mengerjapkan matanya lucu. baru ingin protes, bible sudah memeluknya lagi. mau tidak mau ia hanya bisa menghela nafas dan sesekali menepuk bahu bible.

“minta maaf sama ko perth, mami, dan papi. kamu tau gak gaji ko perth dipotong karena kamu?”

“hah?”

it cause by you, bib. harusnya kamu merasa bersalah sama ko perth, bukan aku.”

tangisan bible semakin terdengar pilu. ia merasa bersalah kepada ko perth, harusnya dia tidak berbuat seperti kemarin. semua salahnya.

can we take a break for a while bib? buktiin ke aku sampai kamu bisa berubah kayak kamu yang dulu, baru dateng lagi ke aku.”

no, aku gak mau kita putus.”

we won’t. i’m always be by your side bib, tapi buktiin ke aku dulu. jangan cuman ngomong.”

biu ingin bangkit namun cengkraman bible terlalu susah dilepaskan. “lepasin ya bib, lepasin aku sebentar aja.”

***

“tuan muda, sarapannya dimakan.” suara ko perth menginterupsi dirinya yang masih betah diposisi seperti kemarin. duduk di sofa sisi jendela dan menekuk kedua kakinya.

perth menghela nafas, ia tau tuannya sedang merasa bersalah. perth tau segalanya tentang bible, bahkan melebihi kedua orangtuanya.

bible terlahir di dunia dimana ia bisa memakan dengan sendok emas setiap harinya. walau begitu ada hal yang harus dikorbankan di dunianya. kedua orangtua bible jarang di rumah sedari ia kecil. sang papi sering pergi keluar kota untuk mengurus bisnisnya. dan mami yang selalu pulang malam dari kantornya.

bible kecil hanya bisa bermain dengan ko perth dari hari ke hari. namun ia tidak mempersalahkan itu papi dan maminya tetap dianggap pahlawan di kehidupannya.

saat beranjak dewasa, perth bisa memprediksi bahwa hal ini bisa terjadi. tuan mudanya mengeksplor warna baru yang ada di dunia lain, karena dunianya hanya ada warna hitam, putih, dan abu-abu—monoton.

perth menghampiri bible dan mulai mengusak rambutnya yang dibiarkan agak memanjang sekarang, “tuan muda, tidak apa-apa semua akan baik-baik saja. ada ko perth disini.”

“koko, it cause by me kan? gaji koko dipotong gara-gara aku kan? apa koko bakal keluar dari sini gara-gara aku?”

perth tersenyum dan menggeleng, “tidak akan terjadi, koko akan disini terus. karena tuan muda sudah koko anggap adik sendiri. jadi jangan merasa bersalah ya tuan muda.”

bible menghadap ke belakang dan langsung memeluk perth yang berdiri di belakangnya dengan erat.

tangisan kemarin malam berlanjut lagi, padahal matanya sudah membengkak. perth mengusap dan menepuk punggung bible dengan lembut. ia merasa sedikit deja vu hal ini sering terjadi dulu ketika bible masih berumur 4 tahun. bible takut akan monster yang katanya ada di bawah kasur dan lemari. mangkanya setiap malam perth harus bolak-balik menenangkan bible.

“habis nangis, gimana kita main ps seperti dulu tuan muda kecil? koko baru membelinya kemarin.”

tw // mentioning mpreg (slightly), kenakalan remaja yang dilakuin umur minor tidak boleh dicontoh cckck ٩˙ヘ˙و

https://open.spotify.com/track/41zXlQxzTi6cGAjpOXyLYH?si=1yi5ue_8Somn017swQI94Q&context=spotify%3Asearch


“get off,” ucap bible geram kepada lelaki yang daritadi bersandar nyaman di lengannya. tadi saat dia dan teman-temannya sedang mengobrol, tiba-tiba ada segerombolan lelaki bergaya centil datang dan meminta untuk bergabung di meja itu. awalnya bible menolak tetapi teman-temannya yang lain berkata untuk menikmati saja moment ini. alhasil dirinya hanya menahan diri untuk tidak mendorong lelaki itu menjauh darinya.

tepat saat lelaki itu pergi dari lengannya, satu mobil hitam yang familiar berhenti di parkiran dekat tempat duduk yang bible tempati.

“mau kemana bib?” bible hanya mendengus pelan dan mengarahkan kepalanya kearah mobil tersebut. “pacar gue dateng, duluan ya.” bible berjalan tidak memperdulikan godaan dari temannya

biu turun, lelaki mungil itu hanya memakai baiu tidur tipis yang untungnya masih berlengan panjang. cukup untuk menghalau angin malam yang lumayan dingin.

why are you not wearing a jacket? it’s cold, gak baik angin malem.” bible melepaskan jaketnya dan ingin memasangkan ke tubuh biu. namun biu menyangkal gerakan tangan bible.

biu melipat kedua tangannya dan melihat dariatas hingga bawah penampilan pacarnya tersebut. biu akui bible lebih tampan saat mode seperti ini dibanding yang dulu.

“kenapa?”

“apanya?”

biu menghela nafas, ia tidak mau terpancing emosi saat berbicara dengan bible kali ini. “kenapa berubah kayak gini? kenapa bolos dan main sampe malem kayak gini dan mami gak tau?”

bible hanya bisa diam, ia akui dirinya melakukan ini semua karena penasaran pada awalnya. namun semakin lama ia nyaman dengan segala hal yang sekarang ia lakukan. dulu segala jadwal sudah diatur oleh mami, yang mana membuatnya tidak bisa meng- explore dunia lebih jauh lagi. banyak warna yang belum ia jelajahi.

“kamu gak ngerti.”

“apa yang gak aku ngerti?” biu sedikit mendongak melihat mata kekasihnya.

“masuk ke dalem mobil aku gak mau ribut disini.”

biu menurut, ia sekarang sudah duduk di bangku depan dengan bible yang duduk di bangku kemudi yang sebelumnya diisi oleh ko perth. kalau ada yang bertanya ko perth dimana. ko perth sudah pulang terlebih dahulu ke rumah membawa motor milik bible.

“aku gak apa apa asal kamu tau batasan, ini udah katanya ngerokok habis 1 bungkus satu hari, kemarin kepergok beli minuman alkohol, bolos terus. mau apalagi sih yang kamu lakuin? besok mau hamilin anak orang kamu?”

wajah bible mengeras, dia tidak suka dikekang seperti ini. bible yang murka langsung menoleh marah, “segitu rendahnya aku di mata kamu? badan juga punya aku, yang sakit aku, ngapain kamu jadi yang emosi gini sama aku.”

suara biu memekik—meninggi, “masalahnya ada di kamu! aku bingung sama cara kerja otak kamu yang sekarang.”

bible menarik rahang milik biu, cukup untuk membuat biu menoleh tepat kearah wajahnya.

“kalo aku mau hamilin anak orang. orangnya kamu.”

plak

suara tamparan keras yang dilayangkan biu ke pipi bible, sukses membuat pipi kekasihnya memerah. biu sudah menangis mengeluarkan air mata. maksudnya bukan seperti itu.

“anter aku pulang sekarang, aku gak mau ketemu sama kamu sebelum kamu stabil.”