biu papa terhebat

wajahnya mengeras saat tau bahwa ada kecerobohan fatal yang dilakukan oleh suaminya. ia memijat kepalanya, pusing. bagaimana kalau kondisi boss sekarang tidak baik baik saja? apa ia harus menyalahkan biu?

untungnya perjalanan dari bandara ke rumah sakit itu tidak terlalu lama. ia memerintahkan supirnya untuk menunggu di parkiran saja. kalau-kalau ia butuh sesuatu nantinya.

bible sudah melepas jasnya daritadi, meninggalkan kemeja putih yang digulung hingga lengan. kacamata juga masih bertengger di hidungnya. pikirannya kacau saat sudah melihat ruangan bertuliskan ugd.

ia memasuki bilik satu persatu, hingga akhirnya ia mencapai tujuannya. bilik milik anaknya.

bible bisa melihat jidat boss yang di perban, pipi anaknya memerah. mungkin efek demam? pikir bible.

kebetulan ada satu dokter dan suster yang sedang mengecek keadaan boss, disampingnya ada biu yang wajahnya sembab.

“boss kenapa?” tanya bible dengan nada yang dingin. biu yang mendengar suara suaminya lantas menoleh, jantungnya tiba-tiba seperti berhenti sejenak. biu takut.

“m-mas aku bisa jelasin,” ucap biu terbata-bata.

“aku udah bilang kan kalau ada apa apa telfon aku, kamu ini-“ saat kata-kata yang tak pantas diucapi hampir keluar dari mulut bible, ia tersadar. bible melihat penampilan suaminya dari atas sampai bawah.

biu hanya memakai kaos tipis dan juga celana pendek rumahan. belum lagi rambutnya yang acak-acakan, tangannya yang juga seperti habis terjatuh di tanah. kakinya yang hanya memakai satu sendal dan kaki satunya berdarah. penampilannya sangat kacau.

rasanya saat itu juga bible ingin menangis.

dokter yang tadi sedang mengecek kondisi boss langsung berkata bahwa kondisinya sekarang sudah membaik. luka yang ada di jidatnya juga tidak terlalu parah, demamnya mungkin akan segera turun nanti setelah meminum obat yang kedua.

bible menghela nafas, setidaknya kondisi boss baik-baik saja. sekarang ia tinggal mengurus bayi besarnya yang tidak berhenti menangis sejak tadi.

bible mengambil tempat disamping biu, ia menarik biu kepelukannya. rambut biu ia kecup dan usak.

“gak apa apa sayang, boss gak apa apa. kamu luka aku bersihin dulu ya?”

“boss kayak gini gara gara aku huhu. aku gak becus jadi papa.”

“kata siapa? kamu papa paling hebat di dunia, jangan nangis lagi ya sayang. makasih udah bawa boss kesini sampai kamu luka kayak gini. sekarang aku obatin dulu ya?”