idontwannathisanymore

tw // mentioning mpreg (slightly), kenakalan remaja yang dilakuin umur minor tidak boleh dicontoh cckck ٩˙ヘ˙و

https://open.spotify.com/track/41zXlQxzTi6cGAjpOXyLYH?si=1yi5ue_8Somn017swQI94Q&context=spotify%3Asearch


“get off,” ucap bible geram kepada lelaki yang daritadi bersandar nyaman di lengannya. tadi saat dia dan teman-temannya sedang mengobrol, tiba-tiba ada segerombolan lelaki bergaya centil datang dan meminta untuk bergabung di meja itu. awalnya bible menolak tetapi teman-temannya yang lain berkata untuk menikmati saja moment ini. alhasil dirinya hanya menahan diri untuk tidak mendorong lelaki itu menjauh darinya.

tepat saat lelaki itu pergi dari lengannya, satu mobil hitam yang familiar berhenti di parkiran dekat tempat duduk yang bible tempati.

“mau kemana bib?” bible hanya mendengus pelan dan mengarahkan kepalanya kearah mobil tersebut. “pacar gue dateng, duluan ya.” bible berjalan tidak memperdulikan godaan dari temannya

biu turun, lelaki mungil itu hanya memakai baiu tidur tipis yang untungnya masih berlengan panjang. cukup untuk menghalau angin malam yang lumayan dingin.

why are you not wearing a jacket? it’s cold, gak baik angin malem.” bible melepaskan jaketnya dan ingin memasangkan ke tubuh biu. namun biu menyangkal gerakan tangan bible.

biu melipat kedua tangannya dan melihat dariatas hingga bawah penampilan pacarnya tersebut. biu akui bible lebih tampan saat mode seperti ini dibanding yang dulu.

“kenapa?”

“apanya?”

biu menghela nafas, ia tidak mau terpancing emosi saat berbicara dengan bible kali ini. “kenapa berubah kayak gini? kenapa bolos dan main sampe malem kayak gini dan mami gak tau?”

bible hanya bisa diam, ia akui dirinya melakukan ini semua karena penasaran pada awalnya. namun semakin lama ia nyaman dengan segala hal yang sekarang ia lakukan. dulu segala jadwal sudah diatur oleh mami, yang mana membuatnya tidak bisa meng- explore dunia lebih jauh lagi. banyak warna yang belum ia jelajahi.

“kamu gak ngerti.”

“apa yang gak aku ngerti?” biu sedikit mendongak melihat mata kekasihnya.

“masuk ke dalem mobil aku gak mau ribut disini.”

biu menurut, ia sekarang sudah duduk di bangku depan dengan bible yang duduk di bangku kemudi yang sebelumnya diisi oleh ko perth. kalau ada yang bertanya ko perth dimana. ko perth sudah pulang terlebih dahulu ke rumah membawa motor milik bible.

“aku gak apa apa asal kamu tau batasan, ini udah katanya ngerokok habis 1 bungkus satu hari, kemarin kepergok beli minuman alkohol, bolos terus. mau apalagi sih yang kamu lakuin? besok mau hamilin anak orang kamu?”

wajah bible mengeras, dia tidak suka dikekang seperti ini. bible yang murka langsung menoleh marah, “segitu rendahnya aku di mata kamu? badan juga punya aku, yang sakit aku, ngapain kamu jadi yang emosi gini sama aku.”

suara biu memekik—meninggi, “masalahnya ada di kamu! aku bingung sama cara kerja otak kamu yang sekarang.”

bible menarik rahang milik biu, cukup untuk membuat biu menoleh tepat kearah wajahnya.

“kalo aku mau hamilin anak orang. orangnya kamu.”

plak

suara tamparan keras yang dilayangkan biu ke pipi bible, sukses membuat pipi kekasihnya memerah. biu sudah menangis mengeluarkan air mata. maksudnya bukan seperti itu.

“anter aku pulang sekarang, aku gak mau ketemu sama kamu sebelum kamu stabil.”