myuffins

rasa terkejut fourth belum sampai saat ia disuguhi steak seharga dp motor beat. hal ini yang tergila dari perjalanan hari ini.

gemini secara cuma-cuma menyewa satu kamar di hotel bintang lima hanya karena fourth mengeluh badannya terasa lengket.

“lo tuh ya gem, boros banget sih!” protes fourth setelah dirinya keluar dari kamar mandi. yang diprotes hanya tersenyum lebar menghadapi fourth yang sedang berkacak pinggang, “mami papi i tidak bakal jatuh miskin cuman karena ini.”

fourth yang jenggah langsung menyentil dahi gemini. mungkin kalau ketahuan ko earth dan semua bodyguard yang dipunyai gemini, fourth akan babak belur karena sudah berani menyentil dahi tuan muda mereka.

“it’s hurt fourth! i think i’m bleeding, coba you lihat dahi i gimana?”

“lebay deh gue cuman nyentil biasa dan beneran kali ini dari hati gue yang paling dalam, stop pakai bahasa campur-campur gini! pusing tau,” ucap fourth sambil melipat tangannya di dada dan bersandar pada kursi sofa yang tidak jauh dari area dimana gemini berada.

gemini cemberut acara modus dengan fourth tidak bisa terlaksana. padahal ia sudah menyiapkan rencana dengan baik seperti halaman ketiga buku ‘cara dua minggu langsung berpacaran dengan orang.’

“sorry, you tidak suka ya fourth i begini?”

fourth dapat mendengar suara sedih dari gemini.

waduh nanti gue pulang gimana kalo dia ngambek, fourth bloon!

“b-bukannya begitu, tapi gue pusing denger campur-campur gini…” cicitnya dengan rasa bersalah tercampur panik. panik karena ia tidak mempunyai uang untuk ongkos pulang.

dengan sisa keberanian yang ia punya, ia berjalan dan duduk disamping gemini tidur tengkurap.

“mana sini gue liat, fwuhhh pergi sana jauh-jauh sakit,” ucap fourth sambil menangkup pipi gemini untuk sedikit mendongak keatas. ia juga meniup-niup dan juga mengusap dahi yang tadi ia sudah sentil.

“hehehe i sudah sembuh.”

melihat wajah cengengesan milik gemini rasanya fourth ingin menempeleng wajahnya karena fourth bisa berani bersumpah, mukanya sangat meledek dan membuat dirinya kesal sendiri.

sabar fourth yang penting lu bisa balik ke kos dengan selamat sentosa.

sambil denger ini ya https://open.spotify.com/track/4IvrGNwH5FTSux4DNntAiA?si=3qLA8aRGSqmswiknKPrzlA&context=spotify%3Asearch%3Al-o-


biu bersenandung kecil hingga tidak sadar bahwa ada sosok yang berdiri di belakangnya sedang menatap tubuh kecilnya yang berlenggok kesana kemari.

“ada yang seneng banget nih kayaknya aku pulang?” tanya sosok dibelakangnya itu. biu sedikit terlonjak kaget, bible memeluk tubuhnya dan mencium scent glade milik biu dalam dalam.

biu tersenyum dan melanjutkan kegiatannya yang sedang menata pasta di piring, “masa gak seneng udah satu minggu gak pulang?”

bible tau itu bukan jawaban melainkan sindiran untuk dirinya yang masih mementingkan pekerjaan dibandingkan biu. namun bagaimana lagi, perusahaan bible masih jauh dalam kata sukses. masih membutuhkan kerja ekstra sana sini demi kelangsungan hidup pekerjanya yang lain.

“pipi kamu loh kurusan bie, kamu gak mamam mamam ya?” tanya biu sambil menangkup pipi bible yang menirus. baru ditinggal satu minggu kondisi bible sudah kurus seperti ini, bagaimana kalau ditinggalkan selama sebulan?

bukannya menjawab bible malah mendaratkan banyak kecupan pada pipi, dahi, dan terakhir berhenti di hidung.

“aaa aku kangen banget sama kamu stop marah marah ya candy, ayo kita makan dulu,” bible menjepit pipi gembul milik biu hingga bibirnya maju berapa senti. bible yang gemas langsung mencium beberapa kali dan langsung mengambil piring yang sudah ditata biu tadi.

biu hanya menggeleng bienya tidak pernah berubah.

“jadi kamu udah gak bakal ke kota sebelah lagi kan? aku gak mau ditinggal kamu terus biee,” rengek biu saat keduanya tengah menyantap makan malam mereka.

keduanya sudah menjalani kehidupan pernikahan satu tahun lamanya, banyak orang yang berekspektasi bahwa mereka akan mempunyai anak dalam waktu dekat. namun tuhan belum berkehendak, segala usaha sudah bible dan biu lakukan namun nihil. belum ada berita bahagia itu muncul.

sebenarnya baik bible maupun biu santai menghadapinya, toh mereka masih bisa menikmati masa berdua selama pernikahan ini berlangsung. namun yang terlampau heboh adalah mami dan ibun. keduanya berkombinasi menjadi orang yang bible dan biu hindari, karena akan selalu muncul pertanyaan, “biu udah isi belum?”

“enggak dong sayang, aku disini sampai kamu puas.”

“ih kamu nganggur gitu bie?” pertanyaan dari biu membuat bible mengernyit, “kan katanya aku gak boleh jauh jauh.”

biu berkedip beberapa kali, “ya kamu kerja setiap hari juga gak apa-apa yang penting kantornya deket.”

“yah diusir nih ceritanya, aku harus kerja setiap hari?”

biu memutar matanya, “ya pikir aja gitu loh bie nanti uang kita habis hayo, kamu mau bayar art gimana?”

((maaf aja biu, kalian ini sampai 7 turunan juga tetep kaya))

bible mendengus, ia meraih piring kosong biu dan ditumpuk dengan miliknya. tangannya mengambil ponsel dan menyalahkan lagu L-O-V-E yang disambungkan ke speaker ruang tengah penthouse mereka berdua.

penthouse yang dibeli saat bible dan biu membutuhkan privasi, di rumah mereka seperti diawasi oleh yang lain jadi tidak bisa berbuat sebebas sekarang.

biu bingung saat tubuhnya dibawa kegendongan milik bible. pinggangnya diangkat keatas meja makan mereka, “mau nari gak sama aku? biar gak sedih lagi.”

“heh emang kamu bisa nari? terakhir kamu nari kamu injek kaki aku terus!”

bible mencium tangan biu, mengecup dengan sayang. “maafin mami ya yang suka asal ngomong sampe kamu sedih. nanti kita usaha lagi oke?”

biu sebenarnya tidak apa, namun melihat rawut wajah bible yang agak kecewa membuat biu ingin menangis. air mata sudah menggenang di pelupuk matanya.

“sayang, maafin aku ya belum bisa kasih yang terbaik buat kamu,” ucap bible yang memeluk tubuh biu yang masih bergetar karena menangis.

bible sedih mendengar tangisan biu yang begitu pilu, ia sakit ketika mendengar permintamaafan biu yang bilang ia mungkin saja tidak bisa mengandung anak.

“hust apasih jangan ngomong gitu, gak bakal aku ninggalin kamu. apapun alasannya aku bakal sama kamu, bahkan kalau kita dilahirin kembali aku udah reauest sama tuhan mau dipasangin dama kamu.”

biu tertawa ditengah kegiatan menangisnya, “bener ya? janji?” jari kelingkingnya disodorkan ke depan wajah bible.

“janji sayangku, candyku, suamiku yang gemes banget ini.” kelingking mereka bertautan.

bible berjanji tidak akan membuat biu sedih, mangkanya dengan tiba-tiba tangan biu ditarik menuju ruang tengah.

in love is all that i can give it to you

alunan musik yang berputar membuat suasana ruangan ini semakin intim. bible memeluk pinggang biu dan mengajaknya menari sesuai irama. gelak tawa biu mulai lagi terdengar saat beberapa kali bible menginjak kakinya.

“kan udah aku bilang jangan nari ngeyel sih!”

“ayo muter muter sayang ntar aku tangkep,” ucap bible memberi instruksi dan benar saja biu dibawa berputar-putar dan terakhir dibawa memeluk bible.

“sayang, aku sayang banget sama kamu sampe rasanya gak mau pisah.” bible mengecup dan menggigit pelan leher hingga scent glade milik biu. ia bisa menghirup pheromone miliknya dengan biu yang sudah tercampur disana.

“aku juga, aku gak mau pisah. hidup selanjutnya mending aku gak usah hidup kalau bukan sama kamu. pokoknya gak mau kalau bukan sama kamu.”

tw // kissing 🔞 implicit sex


biu terbangun saat alarm yang berada dari arah sebelahnya berbunyi, tangannya meraba-raba sosok disampingnya, tetapi nihil, kekasihnya kemana? akhirnya biu duduk, mengumpulkan nyawanya sebelum mencari sosok lelaki yang lebih tua yang tadi tidur disampingnya.

setelah merasa nyawanya sudah terkumpul biu mulai berjalan kearah pintu balkon yang terbuka. benar saja ada sosok lelaki yang ia cari bersama kepulan asap rokok dan segelas kopi yang sedang ia hirup. “mamas dicariin kok diluar?” tanya biu basa basi, padahal ia tau lelaki ini sedang mengerjakan pekerjaannya entah apa itu.

bible tersenyum dan mulai merangkul pinggang biu, “kok kebangun? masih jam 2 pagi, tidur lagi gih sana.”

loh harusnya kan dia yang nyuruh bible tidur?!

biu merajuk, mangkanya dia langsung nyamanin dirinya untuk memaksakan duduk di pangkuan bible, walaupun harus menahan nyeri sedikit karena pinggangnya terhimpit oleh meja di belakangnya.

“kamu yang harus aku tidurin lagi tau!” bible yang gemas langsung menarik biu mendekat dan memeluknya erat.

“maaf oke, tadi ada email masuk sayang. gaenak kalau didiemin sampai hari senin,” kata bible sambil menjawil iseng hidung biu.

biu yang jengah, langsung menatap bible dengan sebal, “terus maksud kamu enak gitu ninggalin aku? mas kita kan liburan biar kamu bisa istirahat, kalau gini mah kemarin gak usah aja kesini. kamu aja sana pacaran sama laptop plus sekretaris kamu.” ini yang bible suka dari biu, lelaki ini terlalu jujur akan perasaan yang sedang dirasakannya, tidak ada yang disembunyikan apapun itu. entah perasaan dia ketika senang maupun perasaan ketika bersedih.

“jadi gak dimaafin nih, hmmm?”

biu luluh, bible yang sedang memakai kacamata adalah kelemahannya. apalagi senyuman miring yang sedang bible lakukan. biu tidak kuat!

“dimaafin, tapi jangan lakuin lagi. aku kan udah pernah bilang aku gak suka ditinggal sendiri pas lagi bobo.” ujarnya sambil cemberut. bible dengan iseng mengecup pipi dan bibir biu bergantian hingga menciptakan suara seperti cup cup yang nyaring.

bible tertawa puas, seru sekali menjahili pacarnya yang gemas ini. “terus sekarang mau bobo lagi gak biunya mas?” biu menguap lalu mengangguk pelan, “kelonin lagi tapi.” itu keinginan biu, maka bible akan sanggupi.

tangannya yang satu merangkul pinggang biu sedangkan yang satunya menutup laptop yang masih menyala sedaritadi. “roket segera meluncur ke kasur, pegangan yang erat.”

biu memekik saat tubuhnya terasa melayang, bible menggendongnya. biu langsung mengeratkan kakinya melingkar ke tubuh bible seperti koala.

jarak teras balkon dengan kasur tidak jauh tapi tubuh biu dibawa keliling ruangan dulu dengan bible. ia hanya bisa tertawa saat sesekali ia diputar-putar oleh bible.

“aduh kayaknya kita jangan bobo dulu deh, tiba-tiba aku pengen cium kamu, gemes banget sih,” biu menunduk dan menatap mata bible. “mau chu chu juga sama mamas.”

dianggapnya biu sudah setuju, bible duduk di kasur masih dengan posisi yang sama, biu duduk di pangkuannya.

“kalo chu chu gak boleh berenti pas aku belum selesai.”

mata biu berkedip dengan cepat, lalu tersenyum lebar. “oh ya? siapa takut.”

“awas ya kamu.”

bible mengangkat dagu biu, ia mulai mengecup di area leher lalu naik ke bibir. bibir biu semanis permen strawberry yang biasa ia makan. bible menyesap bibir mungil itu dengan pelan dan lembut.

jemari biu mulai menyelip di antara helaian rambut bible ketika ciuman itu semakin dalam. ia sedikit mendorong bible, “huhu hidungku sakit tau! kacamatanya dilepas dulu.”

“nanti gak bisa liat jelas muka kamu yang gemes dong,” ujarnya dengan sedikit tertawa. namun setelahnya kacamat itu dilepas dan dilempar asal ke meja samping kasur.

“coba deh mamas merem.” biu mengecup kedua mata bible yang tertutup. “udah aku kasih jampe-jampe supaya matanya bisa liat muka aku jelas.”

astaga bible tidak kuat lagi, kekasih kecilnya terlalu gemas.

bible membawa dirinya sendiri ke headboard sementara biu mulai mencium wajahnya hingga ke leher. jemari lentiknya seperti menggelitik, menyentuh segala titik sensitif milik bible.

bible menggeram pelan, ia langsung menarik tengkuk biu dan menciumnya dengan serius seperti tidak ada bibir lain yang memuaskannya selain milik biu.

tangannya tidak tinggal diam, bible melepas satu per satu kancing kemeja tidur milik biu. tidak lupa juga ia melepas bajunya sendiri dengan tergesa-gesa.

suara lenguhan biu mulai terdengar saat bible mengecup tulang selangkanya, membuat tanda yang biu yakini tidak hilang hingga beberapa hari kedepan. pinggulnya bergerak hingga tidak sengaja membangunkan apa yang ada diantara kedua kaki bible.

“sayang, boleh ya?” tanya bible dengan lembut. biu membalasnya dengan anggukan pelan. ia ingin dipuja, diapresiasi malam ini oleh segala tindakan yang dilakukan oleh bible.

maka saat sudah ada persetujuan dari biu, bible membaringkan tubuh ringkih itu ke kasur dengan hati-hati seolah biu adalah permata yang harus ia jaga, ia simpan di dalam kaca agar tidak pecah.

“mamas, pelan ya. udah lama kan kita gak lakuin ini,” lirih biu.

“iya sayang, kalau sakit cubit aja lenganku oke?”

bible mulai melepaskan segala helai yang masih menutup tubuh keduanya. tangan bergerak mengacak sprei hingga kusut. biu bisa gila sekarang juga hanya karena pahanya yang dikecup ringan oleh bible.

mulut kekasihnya bermain di pusat gairahnya, ia meremas rambut bible sebagai pelampiasan pengganti sprei yang ia acak tadi.

biu terlampau indah, bible suka ketika bibir kecil itu mulai berisik meneriaki namanya. maka setelah itu bible tau bukan mulut lagi yang akan bekerja.

nafas biu seperti terhenti sejenak saat ada sensasi dingin yang berasal dari bagian bawah ya. “ah... mamas bilang-bilang dong!”

bible terkekeh, ia mengecup bibir biu sementara jarinya mulai masuk sedikit-sedikit menyebar pelumas yang ia balurkan tadi.

“hnghh, mamas aku bisa gila, stop.” total sudah tiga jari bible yang memasuki tubuhnya, menyentuh, menepuk bagian ternikmat dari dalam tubuhnya. bible benar-benar melakukannya dengan pelan, tidak ada yang tergesa-gesa, biu merasa dicintai malam ini.

biu meringis dan bible menggerang, tubuh mereka sudah menyatu. “aku cinta kamu biu, cuman kamu.”

maka setelah itu deritan kasur saling bersahutan dengan desahan biu yang nyaring. mereka membagi cinta bersama, melupakan cinta yang dulu pernah terbagi juga.


“morning mamas,” ucap biu saat kedua mata itu terbuka. bible terkekeh, senangnya melihat wajah orang tercinta di pagi hari seperti ini.

“bangun dari jam berapa sayang?” tanya bible dengan suara serak, ia mengecup pipi biu yang merah dan tembam itu.

“jam 7, tadi denger burung-burung udah berisik di balkon.”

cahaya matahari sudah memasuki kamar mereka lewat sela-sela kaca yang ada di kamar. bible menatap setiap komponen wajah milik biu, ia indah sangat indah. beruntung memiliki biu, mungkin jika ia masih bersama mantannya ia tidak sebahagia sekarang.

“mamas aku lagi mikir, kalau kita nikah. aku pengen punya rumah yang baru, rumah kamu sekarang kegedean! capek harus bolak-balik turun tangga. pengennya rumah satu lantai aja, biar nanti kalau punya anak dia bisa ngerangkak anterin ayahnya ke depan sebelum kerja.”

“kenapa gak papanya gendong kalau capek nanti yang gendong ayah dari lantai dua.”

“no no, ayah kan udah capek kerja masa harus gendong papa sih. cukup rumah kecil tapi kita bahagia disana, bertiga atau malah berempat hehe.”

dahi biu dicium dengan sayang, tubuhnya direngkuh semakin dekat dengannya. “sabar ya sayang tiga bulan lagi, kita bahagia sama-sama cuman ada kamu sama aku di rumah baru. nunggu anak-anak kecil muncul dari kamu heum?”

“hehe sayang mamas. tapi kalau kecil kasian ya kak bo sama dek yim gak bisa nginep. nanti kita buatin kamar ya mas buat mereka.”

ini alasan kedua mengapa bible menyukai biu. dengan biu kebahagian anak-anaknya akan terjamin, ia tidak cemburu ataupun merasa iri dengan boss dan yim. malah bible merasa bahwa biu semakin mendekati dirinya untuk paham bagaimana kondisi anak-anaknya sekarang.

“iya sayang nanti kita jemput bo sama yim setiap jum'at, nanti dibalikin lagi hari minggu. aku bakal bicara sama papi mereka.”

ketika keduanya sedang berbicara, pintu kamar diketuk dengan heboh. biu yang mengetahui siapa yang akan datang langsung duduk, “mas kayaknya room service tadi aku minta sarapaan dianter ke kamar. tolong bukain ya, aku mau ke kamar mandi dulu.”

bible mengangguk ia berjalan membuka pintu.

“BAPAK DITANGKAP KARENA SUDAH BERBUAT MESUM!”

rahang bible seperti akan jatuh, dihadapannya ada boss dan yim dengan koper yang bible yakini penuh dengan baju-baju mereka.

“astaga biu kenapa ngundang anak-anak setan ini kesini...”

“wleee berarti ayah, raja setan dong!”

dan bible harus pasrah jika biu akan diinvasi oleh kedua putranya hari ini.

https://open.spotify.com/track/3Eb5sztvEMa0Mqnb8DUAlU?si=CV1T-7VITSa2ZM1ZV83QiQ&context=spotify%3Aplaylist%3A4w2c3x3Ec7nvDhfShMzGWr


Dari 1000 kehidupan yang pernah raganya jalani, mungkin ini adalah yang paling terburuk diantaranya. Memiliki ayah pemabuk, ibu yang suka bermain dengan lelaki lain membuat hidup Biu tidak bahagia. Beberapa kali renternir menarik tubuhnya hingga terseret ke jalan raya, penuh luka, penuh lebam, hanya angin yang mau menarik kedekapannya yang dingin. Cerita tentang dongeng yang dibacakan ibunya dulu tidak berlaku di kehidupannya. Tidak ada kereta kuda, tidak ada sepatu kaca, juga tidak ada pangeran tampan yang mau mengulurkan tangannya ke pemilik kasta terendah seperti dirinya.

Sudra, kasta yang sudah diperolehnya sejak ada di tangan tuhan. Untungnya ia masih boleh menginjakkan kakinya ke sekolah dasar hingga menengah atas. Atas perintah raja Summetikul pembagian kasta tidak terlalu seberat itu.

“Biu, sudah menata tanaman di taman? Sebentar lagi pangeran akan pulang dari studinya di luar negeri,” ia terdiam lalu mengangguk tanda ia sudah mengerjakannya. Yang menanya tadi adalah kepala pelayan bagian taman, Bibi Rena. Katanya hanya Biu yang boleh memanggilnya seperti itu, bahkan bibi Rena lebih menyayanginya dibandingkan seluruh makhluk hidup di dunia ini.

Kilas balik setahun lalu, tubuh kurusnya ia paksakan berjalan tidak tahu arah yang penting jauh dari rumah pikirnya sih begitu. Tapi ia semakin panik kala mendengar deruan ombak bernyanyi daerah perbatasan banyak penjaga disini, bermuka galak, posturnya tinggi besar. Tentu ia tidak mau tertangkap basah dan mungkin akan dituduh ingin menjalakan imigrasi secara illegal. Untung sang dewi sedang berpihak kepada dirinya. Bukannya ditahan ia malah dipaksa raja untuk ikut dengan rombongan kerajaan yang memang sedang mengawasi daerah perbatasan hari itu dan mulai hari itu juga Biu resmi menjadi bagian dari salah satu orang beruntung yang bisa menginjakan kaki ke istana.


“Tamat.”

“Kak Biu, ceritanya kok pendek, kan bukunya tebal?” rentetan pertanyaan dari Ta, pangeran kecil yang selalu ia temani sebelum tidur membuatnya tertawa.

Tangan yang biasanya ia gunakan untuk mempercantik tanaman dibawa untuk menjawil pelan hidung si pangeran kecil. “Sekarang waktunya pangeran Ta tidur, ceritanya sudah habis, bahkan tokoh utamanya sudah bahagia semua.”

“Tapi semuanya kok berakhir bahagia? Setelah itu memang mereka gak sedih sedihan kak? Kok gak diceritain?” Biu mengelus rambut Ta yang selalu lembut di tangannya, harumnya seperti ketenagan di musim semi.

“Gak semua yang sedih sedih harus diceritakan pangeran kecil, sekarang tidur ya?”

“Tapi kak Biu temani, nanti ada monster yang muncul dari bawah kasur aku.”

Mengangguk adalah satu-satunya jawaban yang ia punya. Apa haknya untuk menolak perintah yang memiliki kasta yang berada jauh diatasnya. Walaupun umur Ta baru 9 tahun sekalipun.

“Nyanyiin aku kak Biu, terus elus rambutnya.”

Dapat dipastikan malam itu suara merdu nan indah milik Biu akan terdengar bukan hanya di telinga Ta melainkan bisa sampai telinga raja dan ratu yang selalu melihat interaksi keduanya pada malam hari.

“Biu gak mau kita dukung jadi penyanyi aja? sayang suaranya bagus.”

“Lebih cocok jadi bagian dari keluarga kita, kenalin sama Bible ya?”

Sederet kata yang hanya diucap spontan akan berdampak di kedepannya. Dongeng yang tidak dipikirkan akan berlangsung sebentar lagi.


“Abang!”

Semua yang ada di istana menyambut kedatangan pangeran yang meninggalkan singgasananya sejak empat tahun lalu. Merantau di negeri orang untuk mencari ilmu juga jodoh (ini kata mami, disana perempuan cantik cantik, kamu cari bibit unggul ya mas dan itupun didukung oleh papi yang memberikan banyak hadiah yang katanya lagi untuk menggaet hati wanita)

Mencari jodoh bukan tujuan utamanya sekarang, gampangnya pasti dari 100 wanita maupun lelaki di negeri ini mau dengannya.

Kicau-kicau burung terdengar merdu, bunga-bunga yang bermekaran terlihat indah, di depannya sudah ada Ta yang ingin diangkat dan dibuat seolah terbang menggunakan pesawat terbang.

Dibelakang Ta sudah ada papi juga mami atau disebut raja dan ratu yang menunggu ingin memeluk tubuhnya.

Sebenarnya sengaja ia tidak pernah pulang, katanya ingin memberi kejutan setelah empat tahun.

“Masih inget rumah kamu?” Mami bertanya, Bible tertawa. Tapi tetap tubuhnya membawa tubuh maminya, yang lalu diajak berputar putar. “Aduh mami, kangen banget sama berisiknya.”

Obsidiannya bersitatap dengan dua netra lainnya, bercahaya, indah, melebar lucu cantik. Dan tiba tiba kakinya berjalan kearah sosok itu, mengobservasi wajahnya dengan tatapan mata.

Dari atas hingga bawah berhenti disatu objek yang dipahat begitu indahnya oleh tuhan. Bahkan dirinya mau jika disuruh memuja mata secerah mentari atau bibir semerah ceri ini.

Namun sosok itu berjalan menjauh, menduduk kaku, seperti merasa tidak enak kalau bersikap diam di tempat. Berjalan kearah jarum jam 10, rumahnya. Hamparan rumput penuh bunga, dihinggapi berbagai macam kupu-kupu, ia menghilang seolah-olah bertransformasi menjadi sosok indah yang bisa terbang.

“Mami dia siapa?”

Dari pertanyaan sederhana itu berkembang menjadi animo untuk dekat (dalam artian memulai hubungan mesra) tanpa tau apa efek kedepannya atau cemoohan dari orang untuk apa dekat dengan orang kasta rendahan seperti dia?

Seminggu, ia belum bertemu dengan 'dia' lagi. Tapi informasi dari mami sudah cukup banyak untuknya. Wajahnya candu, ingin Bible pandangi terus, walau sudah tau letak demi letak komponen pembentuknya.

Jika mendapatkannya melanggar peraturan yang berlaku, maka ia akan dengan senang hati memohon kepada papinya untuk menggunakan privilesenya menggangati semuanya agar berjalan lancar. Pangeran tidak boleh kesusahan.

“Hai, ternyata kamu disini. Dari kemarin saya cariin.”

Matanya membulat lucu lagi, “M-maaf pangeran, apa ada yang dibutuhkan dari pelayan bagian taman seperti saya?”

Sudah dari jarak sedekat ini baru semua pertanyaan yang dikumpulkan olehnya sejak kemarin buyar.

“Umur kita sama kan? panggil Bible aja mau?” dia menggeleng heboh, tangannya juga ikut bergerak kearah kanan dan kiri seolah ia tidak setuju dengan pertanyaan itu.

“Pangeran ini tidak sopan, nanti saya bakal kena hukuman dari kepala pelayan utama.”

Bukannya menjawab Bible malah tertawa lebar, tangannya juga dibawa untuk disatukan oleh tangan Biu yang lebih mungil darinya.

“Pangeran! tangan saya bau tanah!” panik, hanya panik yang bisa menggambarkan situasinya kali ini. Bahkan Ta sekalipun tidak pernah menggenggam tangannya jika baru bersentuhan dengan kotornya tanah.

“Yang penting kamu sendiri bau bunga kan? Biu ayo kenalan lebih deket.”

Ini kok pangeran yang mau banget kenalan sama aku? Harusnya kan aku yang pengen kenalan? Pikirnya

Mungkin ini sebuah apresiasi dari tuhan karena sudah bertahan hingga kini. Melewati segalanya sendiri, dongeng itu berlangsung sekarang. Dongeng pangeran berkuda putih yang mungkin ingin menyelamatkan hidupnya.

Tubuhnya dibawa lebih mendekat hingga dahinya sendiri bersentuhan dengan kancing di kemeja Bible. Tidak bisa bergerak setidaknya itu yang Biu rasakan sekarang. Degupan dari dada yang lebih besar terdengar bising.

“Ngerasa ada listrik gak Biu?” dengan polosnya yang ditanya mengangguk pelan.

Satu menit tidak ada yang mau melepaskannya. Dekapan itu cukup membuat keduanya merasa nyaman, merasa menemukan hidupnya yang lain. Benang yang mungkin dulunya jauh sekarang sudah tersambung lebih dekat. Senyuman keduanya sekarang melebar, merasakan sesuatu yang tidak biasanya mereka rasakan. Dan karena itu juga, yang lebih dominan disini berani untuk mendaratkan kecupan di dahi yang lebih kecil.

“Eh?” buru buru Biu melepaskan persatuan tubuh mereka. Juga buru buru mengambil alat bertanam milik istana yang bergelatakan di tanah.

“Nanti ikut aku ya, berkeliling kota?” Bible tersenyum miring, alisnya dinaikan satu, membuat hati Biu menjerit.

“Iya.”

Dengan jawaban itu, Bible sudah cukup yakin, Kali ini pasti berhasil. Lalu keduanya berpisah di taman saksi bisu awal mula kedekatan mereka.


“Sekarang gak bisa? Aku kangen banget...”

Rengekan dari atas balkon istana membuat Biu tertawa dan dengan cepat ia memasang wajah galak miliknya.

“Tadi pagi kan udah, masa sekarang lagi?”

“Tadi pagi kan cuman kecup sekarang mau yang lebih...”

“Apasih Bible! sini aku cium pake tanah aja mau?” Pekiknya.

Semilir angin membuat rambut sosok yang ada diatas balkon menjadi berantakan. Dirinya malah tersenyum bodoh dan masih menunggu keajaiban kekasihnya mau naik keatas sini dan berbagi cinta bersama.

“Aku udah bilang ke papi dan mami tentang kita.”

Biu mendongak keatas, takut kalau reaksi raja dan ratu tidak sesuai ekspektasinya. Disana Bible malah tersenyum lebar, membuat Biu bisa menyimpulkan bahwa reaksi mereka sesuai ekspektasinya.

“Besok kita pergi ke istana utama, minta restu ke mereka ya Biu.”

cw // kissing scene. take a note beberapa scene pernikahan mungkin gak akan sama kayak biasanya, mohon dimaklumi ya 🙏

bible tidak pernah lupa bagaimana wajah berseri biu ketika mengutarakan keinginannya bagaimana dan dimana pernikahan impiannya diadakan. tidak ada yang bisa menyangka coretan crayon berwarna-warni di buku gambar a3 yang mereka punya saat tk akan menjadi kenyataan. karena segala keinginan biu akan bible capai, walau harus menentang berbagai pihak dari keluarganya yang ingin pernikahan bergaya serius (sampai sekarang pun bible tidak tau apa yang dimaksud serius oleh mereka. tetapi menurutnya disini pernikahan mereka sudah bergaya serius, karena bible serius dengan biu, dari awal).

ballroom penuh bunga dengan dekorasi yang menjuntai ke lantai, yang sangat amat selera biu, membuat takjub tamu yang datang. kebanyakan dari mereka adalah kolega ayah dan papi—yang mungkin selanjutnya akan menjadi kolega bible juga di kemudian hari.

hari ini tanggal dua puluh satu di bulan kesebelas tepatnya saat jarum jam tepat berada di angka sembilan pagi, biu resmi menjadi milik bible seutuhnya. upacara pernikahan mereka diadakan sederhana—tidak seheboh saat resepsi. hanya ada beberapa sanak saudara juga sahabat-sahabat dari keduanya.

pria paruh baya yang dipercayai untuk membimbing mereka dalam ikatan pernikahan ini, mulai merapalkan doa dan juga bacaan dari kitab suci yang dilanjutkan dengan pertanyaan utama yang akan membuat mereka pasangan hidup : apakah mempelai mau menerima dengan sepenuh hati pasangan yang sudah dijodohkan oleh tuhan di dalam pernikahan yang suci ini? apakah mempelai mau mengasihi dan menghormati satu sama lain sepanjang hidup hingga ajal menjemput? kedua pertanyaan tadi dibalas dengan tegas oleh mereka secara bergantian.

selanjutnya pembacaan janji oleh keduanya. mereka menggenggam tangan masing-masing, menyalurkan kasih sayang dan juga untuk menguatkan bahwa semua akan baik-baik saja.

maka biu lah yang pertama kali mengucapkan janji itu, ia menghela nafas terlebih dahulu sebelum menatap kedua obsidian sang alpha. katanya, kita memang sudah mengetahui garis kita sejak awal bahkan sebelum lahir pun mungkin seluruh jagat raya tau. tapi bible, semua tidak pernah terjadi jika kamu tidak dulu yang mengutarakan perasaan kasihmu padaku. mungkin jika kamu tidak menyadarkan perasaanku, kita jadi tidak mempunyai kenangan manis, semanis panggilan kamu buatku. semua hal yang kamu lakukan untukku tidak ada yang menyakitkan, semuanya membuatku bahagia. maka dari itu aku bersumpah mulai hari ini hingga kita mati aku akan menjadi teman hidupmu selamanya, bahkan jika kita dilahirkan di kehidupan berbeda, aku biu selalu milik kamu, bible.

beberapa detik bible terdiam mencerna janji yang begitu manis dari omeganya. setelah mendapat dehaman teguran karena ia masih juga terdiam, bible mulai mengucapkan janjinya juga. katanya, aku tidak pernah berbohong soal betapa manisnya kamu, biu, bagaimana kamu berbicara, bagaimana ekspresi yang selalu kamu keluarkan saat aku sedang bercerita tentang masalah hidupku, dan bagaimana kamu yang selalu peduli denganku walau itu hal kecil yang bahkan tidak aku sadari, semua selalu manis. aku daridulu berjanji kepada ayahmu untuk selalu menjaga dan tidak berbuat yang kelewat dari batasannya, dan aku berhasil biu. maka hari ini aku akan membuat janjiku yang baru di hadapan tuhan, bukan ayahmu lagi. aku bersumpah dan berjanji akan selalu berada disampingmu hingga ajal menjemput, akan membuat keluarga kecil yang selalu bahagia tanpa ada kesedihan apapun, akan ikut menjaga pangeran atau putri kecil milik kita yang akan ada nantinya, dan akan selalu mencintaimu sepenuh hatiku, aku hanya ingin kamu bukan yang lain.

ucapan janji keduanya membuat beberapa rekan yang duduk menyaksikan berkaca-kaca. ucapan tulus keduanya mampu meyakinkan bahwa cinta sejati itu ada.

cincin sudah disematkan di jari keduanya. lalu ini hal yang ditunggu oleh bible dan biu selama hidupnya, saling mencium bibir. saat dipersilahkan biu lah yang terlebih dahulu maju dan menempelkan bibirnya. yang mana membuat para sahabatnya tertawa ini anak sebegitu pengennya ya?

namun bible tidak mau membuat biu merasa malu, ia lalu sedikit menunduk agar biu nyaman. ini adalah ciuman pertama mereka, keduanya menikmati momen ini, masa bodo dengan orang yang sedang melihat mereka. bible hanya ingin memangut bibir manis ini lebih lama. berbeda dengan biu yang ingin segera melepaskannya karena kakinya sudah terasa seperti agar-agar yang bergoyang diatas piring sajinya.

akhirnya bible melepaskan (dengan tidak rela) saat mendapat teguran (lagi) dari sang pendeta.

bible tidak pernah sebahagia ini dalam hidupnya, melihat biu dengan setelan putihnya dan rambut yang agak panjang miliknya ditata, diberikan hiasan berupa hairclip membuat bible dengan tidak sadar terus menerus menatap biu. mungkin besok lehernya akan sakit karena sekarang seluruh atensinya hanya terfokus kepada biu.


di ruang ganti bible sempat mengunci ruang rias milik biu dan juga miliknya. ia masih belum puas akan kegiatan yang mereka lakukan tadi. biu yang sudah rapih dibuat berantakan lagi olehnya.

sofa diujung ruangan yang tadi sempat diduduki oleh keluarga bible dan biu, sekarang malah menjadi saksi bisu bagaimana bible memangku biu dan memangut bibirnya, menuntun ke dalam sebuah cumbuan panas yang juga melibatkan lidah keduanya. biu melenguh disepanjang kegiatan panas itu. beruntung saja ruangan ini kedap suara jadi mereka tidak takut jika suara yang dikeluarkan akan mengganggu sekitar.

karena sudah bertahun-tahun bible menunggu saat tepat untuk mencium bibir biu, benar kata jeff, bibir omega memang sangat manis, apalagi itu biu. saat merasa pasokan oksigen sudah habis, bible menjauhkan wajahnya dari biu. juntaian saliva tercipta dari bibir keduanya. bible tertawa melihat wajah dan telinga biu yang merah.

“gimana, enak kan?” pertanyaan sederhana yang memiliki jawaban tidak sederhana. biu memukul pelan dada bible. namun setelahnya ia menempelkan bibirnya lagi, ini adalah jawaban dari pertanyaan bible tadi.

biu mungkin akan malu nantinya dengan pertanyaan-pertanyaan frontal dari para sahabatnya, karena sekarang bibirnya membengkak.

“enak.”

latar waktu tahun 90-an.

di suatu sore ini terlihat ada segerombolan lelaki yang sedang duduk santai di warung belakang sekolah. kebanyakan dari mereka mengapit sebuah rokok yang dibeli bersama-sama. terlihat dari bungkusnya yang sudah tergeletak begitu saja di lantai bawah.

“idih idih billkin habis nyipet dimana lu, bisa traktir kebutuhan istimewa begini?” tanya jeff yang lalu diiringi tawa dari semuanya.

billkin sendiri hanya memutar bola matanya jengah, kenapa juga ya? ia mau bergabung dengan geng begajulan kayak mereka sekarang.

“yaudah lah yaw, nikmatin aja.”

tawa keras dari jeff, billkin, bright membangunkan lelaki yang tertidur di pojok ruangan, bible. wajahnya yanh masih mengantuk juga rambutnya yang sudah agak memanjang terlihat acak-acakan, ia hanya memakai kaus hitam yang dibalut dengan jaket varsity merah marun. kemeja sekolahnya ia jemur di depan karena tadi terciprat lumpur dekat sekolah.

“berisik dah lu semua!” ucap bible agak kesal, namun ia tetap berjalan menghampiri mereka semua.

“eh si kasep, udah bangun? gimana mimpiin pacarnya?” goda bas yang dibalas tawa dari job.

“au ah gelap, palingan besok juga putus,” balas bible sinis, ia langsung menyambar tas gemblok yang dijadikan bantal untuk tidurnya tadi.

“dih mau kemana sih? mending sini main kartu. yang kalah beli rokok dua bungkus!”

bible terkekeh, “kerjaan gue banyak, gak kayak lu semua disini.”

baru juga selangkah ia mencapai pintu keluar, badannya bertubrukan dengan sosok yang lebih mungil darinya. bible buru-buru menunduk melihat siapa yang datang kesini.

bagai tersihir dua obsidian hitam gelap milik orang di depannya ini. bible tidak bisa bergerak, badannya terasa tersentrum sesuatu yang tidak ia ketahui. dadanya berdegup kencang, penyakitnya tidak kambuh kan?

“permisi bisa? gue mau ketemu jeff!” pekiknya. ini orang kenapa deh?

buru-buru bible tersadar dari lamunannya. ia bisa melihat wajah lelaki di depannya ini yang menatapnya sinis, alisnya mengkerut jadi satu, bibir merahnya agak maju beberapa senti, dan yang paling membuatnya lucu pipinya semerah tomat.

jarang juga ia melihat seseorang yang punya kulit seputih susu seperti ini.

“eh ayang, kok tau aku ada disini?” jeff datang dari belakang sambil menepuk bahu bible—seakan menyuruhnya untuk keluar lebih dahulu agar kekasih hatinya bisa masuk.

bukannya pelukan yang diberikan, malah jeff terkena pukulan buku besar yang berada di tangan kekasihnya.

“adaw ayang!”

“apa apa apa?! bagus banget bolos sekolah terus belum pulang ke rumah sampai sore, buat aku yang disalahin sama mami kamu! dikira aku yang ajak pacaran setiap hari!” teriaknya frustasi, dadanya naik turun. teman-teman jeff yang lain pun penasaran bagaimana wujud dari kekasih jeff yang katanya mirip kucing.

iya kucing galak.

mata biu seperti mengeluarkan leser kala di belakang kekasihnya sudah banyak lelaki lain yang berkumpul. tunggu, bahkan ada mile pacar dari sahabatnya disini?!

bible yang masih berdiri di tempatnya, melihat biu dari atas sampai bawah. seragamnya sangat licin bagai baru keluar dari ruang setrika (mungkin kalau ada nyamuk bisa terpleset saking licinnya), tas gemblok yang ia tebak pasti penuh dengan buku buku tebal, sepatu berwarna hitam yang sebenarnya memiliki hak yang tinggi namun, kenapa tingginya tidak sampai sepacarnya sendiri?

rambutnya juga tidak biasa—tidak seperti anak remaja biasanya. ada poni yang menutupi dahinya, bagian belakangnya juga agak panjang (tapi bukan tipikal rambut gondrong yang biasanya dipakai oleh anak-anak hits disini).

“ah tau lah, aku mau pulang!” teriak biu. ia sedikit menghentak-hentakan kaki kecilnya. dengan buru-buru biu membalikan badannya lagi menghadap kearah bible. tidak ada bedanya, wajahnya masih merah menahan amarah oh, selain ada air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya.

“abang jangan lupa ambil jahitan ibu di mamang ya!”

beberapa kalimat dari ibunya menyadarkan bahwa ia harus segera pulang. matahari bahkan sudah mulai meredup di singgasananya.

“brad pulang duluan ya, eh pacar lo mau sekalian gue anterin gak?”


“oh anak sma 8, ya pantes sih. eh, mau nambah lagi gak ketopraknya?” tanya bible dengan semangat. satu jam bersama biu tidak buruk juga, tadi sebelum kesini pun mereka berdua sempat berhenti di telfon umum untuk mengabari orang rumah. tidak lucu kan kalau mereka berdua dicari hingga kantor polisi?

“enggak usah ini aku udah kenyang banget bible. oh iya, kamu udah berapa lama temenan sama jeff?”

bible berhenti memakan ketopraknya dan mulai menghitung dengan jarinya sendiri. hal itu membuat biu tertawa lepas. menurutnya, bible seperti anak tk yang baru belajar menghitung. tawanya semakin lepas ketika yang ditanya malah menggaruk kepalanya kebingungan sendiri.

“lupa, yang penting dari dia masih pakai sepeda roda empat kemana mana.”

“hmm, kenal sama orangtua jeff juga ya? mami papinya kayak gak setuju gitu aku sama jeff. setiap dia pulang malam pasti maminya langsung sindir aku lewat telfon,” lirih biu yang sekarang malah mengaduk-ngaduk bumbu kacang yang ada di piringnya. bible yang melihatnya juga ikut menunduk.

ya memang sih, keluarga jeff tajir melintir. maminya bahkan sering bercerita akan menjodohkan jeff kelak dengan pilihan mereka sendiri. tidak peduli anaknya suka atau tidak.

“kenal jeff dimana?” tanya bible balik.

biu tertawa kecil, tangannya ia tumpukan di meja dan menopang dagunya. ia menatap kedua mata bible yang berada di hadapannya, menurut biu tatapan bible seperti mengeluarkan sinar aneh yang membuat ingin ia tatap terus menerus.

“acara amal, dia main musik di acara itu. kita bertukar alamat, surat menyurat, telfon terkadang. baru tau dia anak stm, kaget banget soalnya gak kelihatan.”

“jeff gue tarik biar sekolah disana. dulu juga pas baru mulai sekolah kita kabur dari rumah dan hidup serabutan. tapi ya untungnya kami ditangkap polisi dan ya kayak biasa orangtua dipanggil, haha.”

biu menggeleng, kehidupannya berbeda dengan mereka berdua ternyata. pulang sekolah dijemput dan langsung kursus piano. kadang juga ia harus mengikuti kursus bahasa bahasa asing, seperti inggris juga bahasa belanda.

angin malam yang berhembus, membuat biu mengeratkan tangan ke badannya sendiri. bible yang melihatnya inisiatif memakaikan jaket merahnya ke tubuh mungil biu.

“pake aja, jangan dilepas.” ujar bible.

biu mengulum senyumnya, “terimakasih, bible.”

yang dibalas dengan anggukan oleh lelaki itu disertai dengan senyuman. tidak banyak yang mereka lakukan, hanya sedikit bercanda dengan diselingi curhatan kecil baik dari biu maupun bible.

di motor pun sama, biu yang takut jatuh mengeratkan tangannya ke perut bible. kapalanya ia senderkan di pundak lebar milik bible, terlalu nyaman.

“habis ini kemana biu?” tanya bible yang masih mengendarai motor. keduanya sudah berada di kompleks perumahan biu.

“ke kiri terus nanti ke kanan, rumahku yang pagar putih.”

hanya ada deru motor bible yang terdengar di perumahan mewah ini. disamping kanan maupun kirinya sudah berjejer rumah rumah besar yang bible tebak pasti harganya fantastis. berbeda dengan wilayah rumahnya yang biasa saja tapi tetap berada di tengah perkotaan.

“sudah sampai biu.”

biu turun dengan hati hati, kemudian membawa dirinya berdiri di samping bible yang masih nyaman berada diatas motornya. tangannya ia lipat di dada. wajahnya ia miringkan, bible yang bingung hanya bisa terdiam.

“makasih ya udah ajak aku keliling, kapan kapan main ke ancol seru.”

bible tertawa, senyumnya sangat candy menurut biu, proporsi wajah bible sangat sempurna. ia sangat tampan, biu akui itu. bahkan dalam kondisi segelap apapun ia tetap tampan.

“kenapa lihatin terus? ganteng?”

biu mengangguk. bible malah terkejut, tapi buru buru ia tertawa lagi.

“besok mau jalan lagi gak?”

—-

dua minggu.

ini sudah minggu kedua hubungannya dengan jeff renggang. minggu kedua hubungannya dengan bible semakin dekat. beberapa kali mereka berjalan-jalan sore setelah pulang sekolah, kadang bible mengantarnya ke tempat kursus bahkan tidak segan untuk menunggunya.

malam minggu kemarin bahkan ia ke rumah biu untuk sekedar memenuhi permintaan papanya yang merasa tidak enak karena ia sering mengantar dan menjemput biu, anak tunggalnya.

“terus tau? kodok mahal ayah akhirnya dimakan sama ikan piranhanya!” cerita bible yang masih nyaman tertidur di paha biu. keduanya sekarang berada di ruang tamu rumah biu. kebetulan hari ini ia diundang lagi oleh mamanya biu yang baru pulang dari amerika. mau diberi hadiah, katanya.

“ya bantuin dong bible, kan kasihan kodoknya.”

“nanti aku menghilang, kamu kangen,” diselingi oleh tawa keras bible yang membuat biu menjitak dahinya sampai agak memerah.

“duh, tangannya keras banget sih.”

pertengkaran keduanya terhenti ketika suara dehaman terdengar.

“aduh anak mama, pacarnya yang mana nih jadinya? bible atau jeff? mama sih setuju sama yang ini.”

“ah mama, apa sih...” gerutu biu pelan, mau menyangkal juga susah. wajahnya sudah semerah tomat sekarang. ditambah lagi bible menyatukan kedua sisi pipi biu membuat bibirnya seperti bebek.

biu sangat malu sekarang.


“ya gue udah tau kok, gue akuin sih lu bajingan juga brad.”

“baru tau? haha.”

keduanya bertemu di lapangan tenis perumahan jeff. peluh keringat bercucuran, apalagi jeff yang melawan bible dengan segala dendam yang ada.

semilir angin menemani keheningan keduanya, mereka duduk di bangku panjang di pojok lapangan. air minum yang mereka bawa sudah habis tinggal tersisa botolnya.

“gue udah incer dia dari tahun pertama kita sekolah. dulu gue lihat dia lagi tunggu supirnya di jalan depan sekolahnya. baru ketemu pas acara amal kemarin dan sekarang seenaknya lu ambil.”

bible mengangkat bahunya acuh, ia sudah berdiri. mengambil tas yang berisikan baju ganti miliknya sendiri.

“lo tau jeff, pas gue ketemu dia pertama kali, gue langsung jatuh cinta, gue sama us langsung putus malem itu juga. dan kayaknya malem ini lu sama biu yang harus putus mungkin?”

“oh satu lagi, gimana udah ngerasa kan, gimana rasanya pacarnya direbut yang lain?”

⚠️ kissing scene

bau kopi menyeruak saat bible membuka pintu rumahnya. rumah baru bergaya modern tropis yang ia beli setelah berpisah dengan mantannya 2 tahun lalu. rumah yang lebih hidup dibandingkan rumah lamanya.

bible memang mengizinkan biu mempunyai akses untuk memasuki rumah ini dengan bebas. toh dalam waktu yang dekat mereka akan menikah dan membangun keluarga baru seperti impian bible dahulu.

“ayah pulang, bau apa ini di jam 11 malam?” teriak bible dari arah pintu depan. membuat yim yang masih tertawa di sudut ruang tamu langsung berlari memeluk bible dengan erat. dibelakangnya terlihat juga boss yang berjalan kearah mereka

“ayah kangen,” pipi yim yang agak tembam langsung dicubit dengan pelan oleh bible. yim langsung merengut dan merengek manja ke ayahnya.

seingat bible mereka bertemu terakhir 6 bulan lalu setelah natal dan ulang tahunnya, sehabis itu segala interaksinya dibatasi oleh papi mereka. terkadang juga bible bingung untuk apa hubungan dengan anaknya harus dibatasi oleh mantan suaminya itu. toh tidak pernah sekalipun ia berpikir akan merebut boss dan yim dari pelukannya.

“yim rambutnya baru kayak gini, ayah suka? yim ikutin rambut lama ayah...” anaknya yang paling kecil ia peluk. bible langsung bisa mencium aroma strawberry khas salon langganan milik biu. pacarnya itu memang suka menghabiskan waktu untuk merawat diri dengan dalih, “nanti kan aku tambah cakep, mas lebih cinta!” padahal mau seperti apa penampilannya, bible tetap cinta.

diujung ruangan terlihat juga pacarnya yang sedang berdiri dengan cardigan biru kebesaran miliknya, tersenyum sambil mendekap kedua tangan di dada. biu tersenyum lebar melihat interaksi tersebut. ia tidak pernah melihat interaksi ketiganya seperti ini, mas bible—pacarnya berubah menjadi sosok ayah yang hangat terhadap anak-anaknya.

ah, rasanya bible merasa lelaki paling beruntung saat bisa membawa biu kedekapannya. walaupun umur keduanya berbeda 5 tahun, dengan kepribadian yang sangat berbeda bahkan dengan hobi yang berbeda. keduanya mampu bertahan hingga 1 tahun lamanya.

bisa dibilang menemukan biu adalah anugerah, biu datang saat dirinya sedang terpuruk.

waktu itu pekerjaan yang ada di kantornya sedang menggunung, ditambah ia harus bolak-balik mengurus perceraiannya, hal tersebut membuat dirinya berpikir, “untuk apa gue hidup kalau hidup gue aja kayak gini terus? anak-anak aja gak boleh ketemu gue, apa gue harusnya mati aja?”

namun pikiran itu langsung hilang begitu saja saat melihat lelaki dengan badan yang lebih mungil. tangan lentiknya menyentuh tuts demi tuts piano dengan lincah. hal tersebut membuat anak-anak yang ada di taman langsung berjingkrang riang dan bertepuk tangan dengan heboh. kebahagiaan tercipta dengan sederhana dan biu lah yang membuat kebahagiaan itu terjadi.

“ayah, kok bengong. kakak lagi cerita juga habis kalahin om biu main ps!” protes putranya yang paling besar. bible hanya terkekeh dan meminta maaf kepada boss yang masih cemberut.

tangannya yang besar menangkup wajah sang anak dan mencium dahinya sebentar sebelum berpindah kearah yim dan melakukan hal yang sama seperti perlakuannya ke boss.

“ayah bersihin badan dulu ya kakak adek, tapi sebelum nonton bareng kayak kak boss bilang. bisakan ayah pinjem om biunya sebentar?”


“anak-anak aku udah mulai akrab sama kamu ya?” tanya bible, tangannya bertengger di pinggang ramping si manis. yang ditanya hanya terkekeh pelan sambil melepaskan dasi biru dongker yang masih terikat rapih membelit kemeja bible. tubuhnya dibawa mendekat, lalu dengan gerakan cepat pipinya ditangkup untuk dibawa mendongak keatas.

hey,i love you,” lalu dengan gerakan cepat bible menyatukan bibir keduanya. biu merasa melayang ketika tangan besar itu mulai menggendong tubuhnya seolah-olah hanya membawa kapas. tangannya dikalungkan agar tidak jatuh di leher yang lebih mendominasi disini. keduanya terengah dan terkekeh sebentar sebelum menyatukan bibirnya lagi lebih liar.

biu mengerang, bible memiliki tenaga yang luar biasa hebatnya. ia bisa merasakan pahitnya kopi dan rasa rokok yang tidak asing. ciuman itu terhenti kala biu mendorong bible, pasokan oksigennya sudah habis.

you don't have to tell. i already know mas,” dahi dan hidung biu dikecup pelan. ternyata begini ya dicintai sama orang yang tepat?

pintu kamar bible diketuk dengan kencang. sahutan amarah dari anak-anaknya terdengar, “ayah! bawa om biunya lama banget sih! kita kan masih mau main!”

biu tersenyum, lalu sedikit berjinjit sebelum mengecup pipi bible dan berbisik, “kayaknya anak-anak kamu bakal akrab sama aku duluan mas.”


mereka sudah berada diruangan yang sengaja bible buat sebagai theater rumah, ruangan ini berisikan sofa panjang yang bisa dibuat menjadi sofa bed, televisi besar yang sekarang menampilkan tulisan netflix dan juga ada rak snack diujung ruangan.

biu berada diposisi tengah dan sedang dipeluk boss dan juga yim. keempatnya baru menyelesaikan satu film horror yang direkomendasikan vlogger di youtube.

“kak bo mau bobo? matanya udah setengah watt gitu, eh adek juga ya?” tanya biu yang langsung dibalas okeh anggukan dari keduanya.

“tidur berempat disini aja, boleh kan yah?”

bible menoleh ke biu, lelaki itu hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya sedikit tanda memperbolehkan tubuhnya akan dimonopoli dan dipeluk erat oleh kedua anak remaja tersebut.

“boleh, good night jagoan ayah. have a nice dreams.”

lampu yang tadi menyalah dibuat padam, dan ada lampu ruangan yang dinyalahkan oleh bible. keempatnya tidur dengan perasaan cinta juga hangat, seolah mereka memang sebuah keluarga kecil yang bahagia.

take a note : aku gak begitu tau apa bener atau enggak kode kontak ke atcnya, but enjoy it guys 😖


lahir di keluarga yang berada membuat biu terbiasa dengan hal-hal yang tidak masuk di nalar orang lain. tetapi biu tidak tau kalau kuasa alphanya sebegininya.

bie you’re insane,” protes biu ketika sesampainya mereka diatas gedung tempat keduanya menghabiskan makan malam romantis tadi.

yang diprotes hanya terkekeh dan jalan terlebih dahulu. wajar jika biu terkejut, karena di depannya kini ada satu helikopter berwarna putih dengan nama BB di badannya. hal yang belum pernah bible perlihatkan sebelumnya.

alpha itu membukakan pintu dan tangannya juga terulur menyambut omeganya untuk naik dan duduk dengan nyaman.

shall we, candy?” tangan biu menerima uluran tangan itu dan tersenyum. biu menempelkan bibirnya di pipi bible saat jarak mereka sudah dekat. “thank you, alpha.”

bible menyusul dan duduk disebelahnya, yang mana mengundang tanda tanya yang besar di benak biu.

“bie kamu yang terbangin?” tanya biu, namun bible tidak menjawab. pria itu malah memasangkan sabuk pengaman yang akan melingkar di pinggang biu. setelah dirasa posisi omeganya aman ia mengusak rambut biu dengan sayang dan berbisik, “you’re not allow to escape now.”

biu hanya bisa terdiam dan terpana. alphanya sangatlah tampan sekarang. tangannya memencet segala tombol yang biu tidak mengerti apa kegunaannya. yang terpenting ia paham, ia akan aman jika bersama bible.

“sayang, are you ready?” tangan bible mulai memasangkan aviation headsets yang berguna untuk meredakan suara dengingan yang kuat.

mata biu berbinar, ia mengangguk. “asal aku dipulangin sampai rumah dengan selamat aku siap hehe.”

bible terkekeh, “siapa bilang kita bakal pulang hari ini.”

belum sempat biu protes, bible sudah mulai menyalahkan mesin helikopter itu. “selamat malam halim tower, november three-three-six-four alfa beta, ready to depart.”

roger, alfa beta. your flight plan from jakarta to bandung is cleared.”

biu langsung menghadap ke bible meminta penjelasan, “that’s right we’re heading to bandung right now.”

but i have to do something tomorrow bie.”

“besok kamu istirahat dulu, bisa lanjut nanti kan?”

seperti ultimatum biu tidak bisa membantah.

sekarang fokusnya malah beralih ke langit malam yang indah, banyak bintang. dibawah sana juga banyak cahaya-cahaya dari gedung perkantoran yang menyalah. gemerlap ibukota yang tidak ada matinya.

“candy, coba ambil box di samping belakang,” kegiatan melihat langit malam itu berhenti sejenak. biu dengan penasaran sedikit melongok ke belakang. ada satu box berwarna putih dengan ukiran emas yang menghiasinya.

dengan penasaran ia bertanya, “ini apa?” tetapi bible malah menyuruhnya untuk membuka box tersebut dan melihat isinya sendiri.

badan biu lemas. ia tidak tau bereaksi apa sekarang, di tangannya sudah ada kotak cincin yang terdapat nama keduanya.

bie and candy.

baru akan membuka mulutnya, suara ledakan kembang api dari langit di depannya membuat atensi biu teralih.

happy birthday and happy anniversary yang ke lima tahun sayang.”

biu hanya ingin menangis sekarang, mendapat bukti cinta sebanyak ini dalam waktu yang dekat membuat hatinya terenyuh. benar bible sesayang itu pada dirinya, tidak ada yang harus diragukan lagi.

maka dengan derai air mata yang sekarang turun membanjiri pipinya, biu mengecup pipi bible yang masih fokus menerbangkan helikopter.

so are we going to get married soon bie?

if you say yes, then we will get married soon.”

yes.”

keduanya tersenyum lebar, seolah-olah memang rencana pernikahan ini belum terpikirkan oleh keduanya sejak lama.

dentuman musik yang sangat kencang memenuhi pendengaran biu sekarang. tangannya masih memegang erat gelas jus yang ia pesan sebelumnya. teman-temannya masih asik berjoget di lantai dansa. terlihat sammy yang datang menghampirinya, ia tersenyum lebar.

“lo gak ikut cil? asik loh joget rasanya plong,” ucap sammy sambil menuang minuman beralkohol dari botol ke gelasnya.

biu menggeleng, “enggak ah takut. aku disini aja liatin kalian, toh sebentar lagi aku mau pulang.”

“lah lo bener pulang jam 11? ah gak asik banget sih cil.”

percakapan keduanya terhenti saat 3 pria asing menghampiri meja yang sedang mereka tempati.

“hi, boleh kenalan gak cantik?” tanya salah satu dari mereka kearah biu. sammy yang ada disana langsung menarik biu ke belakangnya.

“maaf kalian siapa ya?”

“oh maaf mas kirain tadi pacarnya sendiri, kita cuman mau kenalan sama yang gemes itu.”

bau pheromone

biu bisa merasakan pheromone ketiganya sengaja dikeluarkan untuk menjerat dirinya dan juga sammy. untung sammy seorang beta, setidaknya ada orang yang bisa berpikir waras disini.

“cantik kok diem aja?”

biu bergerak tidak nyaman, badannya terasa panas, bagian bawahnya sudah mengeluarkan slick yang membuat celananya basah di beberapa titik.

gawat heat aku kok udah muncul?

“oh si cantik omega ya? ngapain sih pacaran sama beta kayak dia?” sammy berhasil dijauhkan oleh salah satu dari mereka.

“bangsat lo, lepasin gue!” teriakan sammy membuat beberapa orang melihat kearah mereka berlima.

biu takut, ia tidak pernah didekati oleh alpha kurangajar seperti ini. bahunya terasa direngkuh oleh yang paling dominan dari ketiganya. biu merasa kecil, ia tidak bisa melawan.

“eh kok takut? gue gak bakal gigit kok, eh kamu harum banget ya. wangi permen gini,” alpha itu mendekati hidungnya ke scent glade milik biu. dengan sisa kesadaran yang ada, biu menjauh, mendorong alpha itu agar menjaga jarak dengannya.

“woah suka nih gue omega yang gini, mana lagi heat, makin enak pasti.”

biu menggigit bibirnya, ia takut, ia hanya ingin bie disampingnya sekarang. “huhu jauh jauh dari aku!”

baru saja alpha itu akan mendekat lagi, ada bau pheromone yang biu kenal. itu bie, pacarnya, alphanya.

don’t you dare touch my omega,” suara lantang dengan geraman rendah membuat suasana semakin mencekam. pheromone bible semakin menggila, seperti ancaman, ketiga alpha tadi menunduk tidak berdaya di lantai.

bible mengalihkan pandangannya kearah biu yang masih ketakutan. ia langsung menggendong tubuh biu yang bergetar, tangisan biu juga rembes di kemeja miliknya.

hey, it’s okay sayang. aku udah disini, let’s go home. udah malam juga,” ucapnya sambil beberapa kali mengecup dahi biu yang ada di gendongannya. bible juga mengeluarkan pheromonenya untuk menenangkan omeganya itu.

***

bible salah langkah, biu sudah heat.

untungnya tadi ia kesini bersama ko perth, jadi bible bisa menghindari biu jika omega kecil itu mulai menggodanya.

hey candy sadar sayang,” biu sekarang berada di pangkuan bible dan bibirnya nyaman mengecup leher bible yang menurutnya sangat wangi.

nghh bie, slick. gak enak huhu,” rintihan biu menyadarkan bible lagi. tidak bisa begini, ia bisa lepas kendali. maka dari itu bible menyuruh perth untuk mengebut agar sampai di rumah biu dengan cepat.

sial, bible merasa dirinya akan rut dalam waktu yang dekat. aroma pheromone biu sangat menggoda dirinya sekarang. leher jenjang itu juga menggoda, ingin segera bible gigit.

dengan sisa kewarasan yang bible miliki, ia menjauhkan tubuh biu. tangannya ia jadikan tameng untuk tidak menggigit biu sekarang juga.

“sttt biu diem ya sebentar lagi kita sampai di rumah kamu.”

rintihan biu semakin terdengar, sisi omeganya sudah meronta-ronta ingin alpha bible segera mating dengannya.

akhirnya setelah 40 menit di perjalanan yang sangat menyiksa—bagi bible. mobil yang dikendarai perth sudah masuk ke gerbang rumah milik biu. ia menyuruh perth untuk berhenti tepat di pintu masuk utama.

bible merasa harus menyelesaikan tugasnya dengan mengantar biu balik ke orangtuanya dengan selamat. tadinya perth sudah ingin membantu tuan mudanya itu, bible terlihat sangat tersiksa sekarang.

ia dengan mati-matian menahan rutnya dan mulai menggendong biu kearah pintu utama. untung dengan sekali pencet bel itu langsung berbunyi dan ayah biu keluar dengan wajah terkejutnya.

“ayah. biu tadi heat, bible untung gak telat.” dengan terbata-bata ia menjelaskan ke ayah biu. biu yang tadi berada di gendongannya sudah aman dibawa oleh kakaknya yang memang sedang berada di rumah.

“bible, ayah gak tau harus terimakasih gimana karena udah jagain biu segininya.”

“udah tugas bible ayah, untung jagain biu. ayah bible kayaknya mau rut kena efek pheromone biu… kalau gitu bible pulang dulu ya.”

setelah berpamitan bible segera berlari ke mobilnya, disana ia sudah merobek kemejanya. bible tersiksa dengan panas di tubuhnya sekarang.

“ko, suppressant ada gak?”

“maaf tuan muda, kata nyonya kemarin kalau tuan muda rut sebaiknya jangan menggunakan suppressantnya dulu.”

bible menghela nafas, rut kali ini harus ia jalani dengan siksaan. setidaknya omeganya sudah aman, ia tidak kelewat batasannya.

“hey bengong aja cantik,” ucap bible setelah kembali dari toilet.

biu yang masih menahan malu akibat topik pembahasan teman-teman kuliahnya buru-buru menyimpan ponselnya ke dalam tas.

“hih lama banget di toiletnya aku kan laper!” protes biu.

“nih tadi sekalian beli minum, yuk ke mcd dulu. habis itu beneran mau aku ajak jalan-jalan?”

omega kecil itu mengangguk, ia sedikit merentangkan tangannya—minta dipeluk.

“pelukkkk,” rengeknya kepada sang alpha. bible hanya tertawa kecil dan menyampirkan tangannya ke pinggang sang omega, badan biu dibuat berpindah ke pangkuannya.

hening beberapa saat dan biu dulu lah yang membuka suara setelahnya, “bie.”

dibalas dehaman oleh bible. alpha itu sedang menghirup pheromone milik biu dalam-dalam.

“kamu penasaran gak sama ciuman?”

bible menghentikan kegiatannya sesaat, ia menatap mata biu dalam-dalam. bible meletakkan tangannya di dahi biu—mengecek apakah pacarnya sedang demam atau apa. “kamu lagi ngelantur ya?”

biu menggigit bibirnya. jari-jari nya dimainkan di kerah jaket bible, “aku penasaran, kamu kenapa gak pernah cium aku di bibir.”

“hm?” sejujurnya bible masih bingung kemana arah pembicaraan ini berakhir. jadinya ia masih memandangi biu untuk meminta penjelasan tambahan.

“kita udah pacaran udah lama tapi gak pernah lebih dari cium pipi. temenku baru kenal 2 minggu udah ciuman, aku kan penasaran. apa sebenernya kamu gak sayang sama aku?”

hey candy listen to me, menurut kamu apa rasa sayang cukup sebatas aku kasih kamu ciuman di bibir?” biu menggeleng.

“aku gak mau cium kamu karena aku sayang sama kamu. aku udah janji sama ayah dan ibun untuk jagain kamu. lagian bukannya ciuman lebih seru nanti kalau kita udah nikah?”

semburat pola merah muncul di pipi dan telinga biu. topik pernikahan kadang membuat dirinya malu sendiri.

“hih apasih jangan bawa bawa nikah ah!” pekiknya yang mana membuat bible terkekeh. dia menyentil pelan dahi biu. “lagian ada-ada aja pertanyaannya, masih anak baru gede aja kamu. jangan dengerin deh temen-temen kamu.”

“aduh sakit hih,” biu mencubit lengan bible dan sang alpha mengerang kesakitan, tetapi setelahnya biu malah dibawa ke pelukannya lebih erat lagi.

i love you candy.” bisiknya.

so much.” bible tertawa lalu meralat perkataannya tadi, “i love you so much candy.