baik wooseok maupun dengan si mas, sedang memadu kasih dibawah langit yang menurunkan salju salju putihnya. keduanya berjalan kearah mobil mereka yang terparkir tepat di depan rumah wooseok.
“mas aduh aku lupa, bingkisan buat ibu mas sehun ketinggalan. aku ambil dulu ya.”
sehun menepuk dahi wooseok pelan, lalu terkekeh setelahnya, “kebiasaan pelupanya belum hilang hilang juga.”
wooseok memajukan bibirnya sedikit agak mengkerucut, tangannya mengusap dahinya—agak lebay memang.
“yaudah mas duluan aja, i'll be there in 20 minutes okay?”
“yakin?” sehun menaikan alisnya satu tanda ragu akan pernyataan wooseok. namun langsung dibalas anggukan dari wooseok.
“eum, aku cuman ambil bingkisan punya ibu dan tara aku bakal kesana dalam hitungan 20 menit.”
kepalanya diusap lalu sehun tersenyum menatap wooseok. yang ditatap merasa agak salting, apalagi ditatap secara intens begitu. wooseok belum siap tau!
“jangan buat mas khawatir oke?”
“kalo misalnya aku gak sampe dalam 20 menit mas langsung telfon polisi cari aku juga gapapa.”
“gak kayak gitu maksudnya mas, sayang.”
wooseok terkekeh lucu, dirinya berjinjit menyamakan wajahnya dengan mas sehun. lalu dengan gerakan terburu buru, mengecup bibir mas sehun. yang tentunya habis itu langsung ada acara berlari sprint.
bagaimana sehun tidak semakin sayang dengan tunangannya?
disisi kota lainnya, ada 2 pemuda juga si ayah yang sedang serius mengerjakan tugas anaknya ( yang katanya baru diberi pada malam natal ini ) untuknya ini mudah bahkan terlalu mudah untuk membuat sketsa rumah sederhana untuk tugas seni anak sekolah akhir.
dia hanya belum tau bahwa ini hanya akal akalan anaknya saja. jarumnya sudah berdenting di angka 6 malam. junhyuk dengan gugup melihat kearah jinwoo. seolah mereka berdua bisa berbicara hanya lewat tatapan.
“sudah selesai, tugasnya cuman di kertas hvs gini gak apa apa?” tanya jinhyuk sambil menyeruput lemon tea dinginnya.
junhyuk mengangguk, jinwoo juga ikut mengangguk. jinhyuk sama sekali tidak melihat keanehan dari anak anaknya. mangkanya dengan santai ia berdiri berniat untuk cuci tangan terlebih dahulu sebelum membawa pulang tubuh lelahnya dan berbaring santai sambil menonton televisi di rumahnya.
“ayah cuci tangan dulu, habis itu kita pulang oke?”
jinhyuk dengan perpaduan sweater putihnya memang menawan, apalagi sekarang tempat yang sedang mereka jadikan tempat untuk mengisi perut sedang ramai—kebanyakan juga kaum hawa.
“heh gimana ini? kalo di rumah males nanti pasti dimarahin ayah!”
“sabar kenapa sih? cerewet banget jadi kakak!”
“kok lo yang sewot jadinya???”
biasa diantara pertengkaran si kembar tidak ada yang mau mengalah. paling nanti tiba tiba sudah baik seperti semula lagi.
make his pocket hurt
buru buru keduanya melihat kearah handphone junhyuk yang bergetar mengeluarkan suara suara lagu yang katanya jinwoo aneh itu.
“halo!”
“selamat malam, hari ini kami dari sendiri podcast akan mendengarkan keluh kesah kakak! bisa mulai perkenalan?”
junhyuk tersenyum lebar, menyuruh jinwoo untuk diam sejenak, “i'm lee junhyuk!”
“okay kak junhyuk, kakak dari kota mana dan umur berapa?”
“seattle, umur 16 tahun.”
“yaampun dek, masih muda ya. gausah curhat mending belajar aja.”
terdengar suara lelaki lain yang tertawa dari balik panggilan, “ih podcast ini gak profesional, nanti saya viralin loh!”
si ayah berjalan dari tempat pencucian tangan, sambil mengeringkan tangannya dengan tisu kering. agak mengerutkan alisnya, mendapatkan anaknya yang sedang menerima telfon.
“siapa jinwoo?”
jinwoo mengangkat kedua bahunya, lalu menggeleng, “kayaknya penting yah, kalo gak penting siapa juga yang mau telfon junhyuk.”
“AYAH AKU KETAHUAN!”
“ketahuan apa?”
“hamilin anak orang!”
oke sekarang waktunya jinwoo akan pergi ke toilet, lalu kabur melewati kaca. malu banget, gak kepikiran sama apa yang ada dipikiran adik kembarnya.
“jingle bell jingle bell jingle bell rock, nana nanana. bodoh banget sih lo seok, lagunya jadi aneh kalo lo yang nyanyiin.”
itu wooseok dibagian kota lainnya, sedang menikmati waktu sendirinya ditemani dengan cokelat panas yang tersimpan apik ditempatnya yang sesekali ia sesap.
“ganti siaran aja lah.”
tangan kanannya ia bawa kearah pemutar radio, sedangkan tangan kirinya masih setia dengan stir mobil.
MOHON MAAF PAK ANAK SAYA GAK HAMILIN ANAK BAPAK, MUNGKIN INI ADA KESALAHAN
“pfft, sumpah ini radio lagi ngelawak?” tanya wooseok agak menggelengkan kepalanya, baru saja ia ingin mengganti saluran. suara yang agaknya familiar terdengar olehnya.
aduh pak ini sendiri podcast pak, bukan orang mau minta tanggung jawab.
junhyuk ini apa coba jelasin ke ayah?!
halo pak jinhyuk? bapak masih disana
oke mungkin ini agak asik untuk di dengar. jadi wooseok akan mengurungkan niatnya untuk merubah saluran radio dan memilih mendengarkan saluran ini ( juga dia berpikir suara orang ini cukup enak didengar )
ah iya saya dengan jinhyuk, maaf sebelumnya ini podcast tentang apa kalau boleh saya tau?
namanya sendiri podcast, kami menerima cerita cerita tentang kesendirian bapak disini
saya gak sendiri saya putus ya—
EH tunggu pak, diputusin pacar ditengah jalan aja sakit ini masa mau diputusin ditengah podcast pak...
loh kok jadi kalian yang curhat???
oke back to topic, jadi bapak mau curhat apa?
saya kan—
lalu diseberang sana ada suara rengekan yang wooseok dengar ayah jahat ayo dong cerita kalo enggak kita mogok makan!
oke, i'm jinhyuk from seattle
oke pak jinhyuk, bisa kita mulai?
well, it's been a long time. i didn't have any relationships.
“wow, suaranya enak definisi suami yang baik kayaknya. tapi kok dia gak mau punya hubungan lagi? jangan jangan gak ada yang mau sama dia?” protesnya sambil tetap setia dengan kemudinya.
sorry, but why? kami rasa umur anda masih cukup muda untuk menjalin sebuah hubungan
i don't mean to be rude.
and we don't want to invade your privacy.
“oh, sure you do.” sure you do.
kemudinya diputarkan ke dalam rest area untuk sejenak mendengarkan kisah lelaki diseberang kota sana. melupakan tunangannya yang mungkin menunggu di rumahnya.
then go on, we're listening
we had a pretty tough time there at first, but we're dealing with it. the twins and i will get along just fine again. since five years ago, i think the twins can move on from their bunda. but i don't.
we have no doubt that you're a wonderful father and handsome man with a gentle preasure. we can hear it from here.
wooseok agaknya mengulumkan senyumnya, dia setuju. sangat setuju. terdengar dari suara lembutnya yang agak berat, si jinhyuk ini sepertinya ayah yang baik. ah, rasanya hanya mendengarnya saja hati wooseok menghangat.
you certainly can.
just a few questions, are you sleeping at night?
it's my privacy. look it's christmas and i won't being interupt at this night.
wait, just wait. we can give you a solution to make the twins better than this time.
hening lagi, hanya ada suara mobil yang berlalu lalang juga helaan nafas dari radionya.
sujeong, my wife oh my ex wife i guess haha. we called her bunda. she made everything beautiful. any kid needs a mother.
could it be that you need someone just as much as the twins does?
“yes,” suara lirihan wooseok terdengar berlawanan dengan suara pendingin mobil yang membuat suasa semakin sejuk untuk dirinya sendiri.
and do you think there's someone out there you could love as much as your wife?
it's hard to imagine.
what are you going to do?
well, i'm going to get out of bed every morning, make a breakfast for the twins. then after a while i won't have to remind myself to get out of bed in the morning and make a breakfast.
and then after a while i won't have to think about how i had a great and perfect for a while.
tell us what was so special about your wife or we can call her bunda?
how long this podcast can hear how perfect is she?
oh well, it was a million tiny little things. when you added them all up, it just meant we were supposed to be together. and i knew it the every first time i touched her. it was like coming home, i was just taking her hand, to help her out of a bus and i knew it. it's like a magic.
“magic.”
bersamaan dengan kembang api yang memenuhi indahnya langit new york malam itu. meninggalkan wooseok dengan segala pertanyaan di benaknya, tentang siapa lelaki itu? kenapa dia bisa membuat hatinya menghangat hanya dengan suaranya.