yang ini malah kenalan
pas dunk bilang di twitter kalau dia mau benci salah satu dari group idolanya, dia bohong. dunk masih membuka twitter yang biasa ia pakai dan teriak pas foto gemini di upload oleh salah satu fanbase besar-tempat biasa dunk mendapatkan info.
ya, walaupun disebelahnya ada idolanya yang lain juga. sebut saja joong archen. lelaki yang biasanya menjadi tempat gemini mengutarakan apa yang ada di hatinya.
keduanya duduk di koridor kos tempat dunk tinggal. duduk diatas ubin putih tanpa alas apapun membuat bagian tubuh bawah dunk agak menggigil. joong yang menyadarinya langsung membuka jaketnya dan menaruh diatas paha yang sebagiannya tertutup oleh celana pendek hitam polos.
“makasih joong,” dunk menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan langsung memfokuskan dirinya lagi ke hp guna menghentikan situasi aneh ini. dunk bahkan tidak pernah membayangkan ada dua artis yang mampir ke kosannya yang sangat amat berantakan.
“santai, btw gue tau lo dari lama loh...” joong gak bohong tapi ga sepenuhnya benar seratus persen. dia kenal dunk karena setiap fourth mampir pasti bakal pamit akan pulang ke kak dunknya, mau makan malam sama dunk, mau shopping sama dunk pokoknya semua tentang dunk.
“gue juga tau lo dari lama kok hehe.”
“kaget gak?”
dunk membalasnya dengan mengangguk cepat, “kaget banget kirain gue kedatengan uang kaget.”
“gue juga kaget kok,” lelaki yang sedang menggunakan beanie hitam itu lantas melihat dunk yang duduk tepat di sebelahnya.
“kaget kenapa?” dunk mengernyitkan dahinya, “iya lo manis gini, gemesin. kirain dunk tuh lebih ganteng dari gemini ternyata lebih gemes dari fourthnya sendiri.”
“astaga gue gak tau kalo joong tuh aslinya gini.” perkataan dunk memang sindiran tapi karena itu pun joong tertawa sangat lebar.
“serius ini loh, oh iya ini apa deh dunk?” tanya joong menunjuk satu buah tupperware yang tergeletak di depan mereka.
“oh ini risol buat danusan besok, takut kalo di dalem jadi objek lempar-lemparan mereka.”
“oh mau dong gue beli, kayaknya enak.” mendengar kata beli dunk sudah sangat bersemangat, tapi ia baru ingat. risol ini masih mentah belum digoreng.
“gue baru besok gorengnya joong, gimana ya?”
“yaudah minta nomor lo aja sini, gue mau pesen seratus biji soalnya.”