pagi yang cerah di janjiw

menunggu adalah hal yang paling biu benci. namun, jika menunggu untuk bible mungkin itu pengecualian. mangkanya sekarang ia sedang duduk sambil tersenyum lebar memandang keluar jendela—menunggu motor merah (yang katanya ganteng) itu datang. jari tangannya mengetuk pelan ke meja dan mulutnya mengeluarkan senandung pelan, tanda hatinya sedang senang sekarang.

sesekali ia menyesap minumannya yang tadi ia beli, matchayang regal. minuman manis yang berbahan dasar matcha dan ditambah biskuit regal adalah perpaduan yang pas untuk suasana hatinya sekarang. jam menunjukan pukul sepuluh lebih dua puluh menit, tetapi lelaki dengan wajah tegas dengan mata tajam itu belum datang. mungkin kelasnya telat selesai kali ya?

tapi pikiran tersebut harus terhenti ketika bel pintu ruangan tersebut berbunyi, lelaki itu datang. wajahnya kebingungan juga sepertinya habis berlari mengejar waktu yang sudah terbuang tadi. setelah mata mereka berdua bertemu, barulah ia tersenyum dan menghampiri meja yang biu sudah duduki sejak tadi.

hey, i'm sorry, you must wait for me for a long time. tadi kelas gue agak molor kelarnya, terus harus kirim paket ke ekspedisi dulu,” jelasnya. yang membuat biu tersenyum, ih gue kayak lagi abis nungguin pacar.

“gak apa apa kok bible, gue baru aja dateng. nih minumannya masih banyak kan?” bohongnya. ia tidak mau bible merasa bersalah terlalu lama kepada dirinya. lalu setelah itu, jaket denim yang tadi dibawa oleh bible langsung disampirkan pada kursi dihadapan biu.

“yaudah, gue mau pesen minum dulu deh. lo ada rekomendasi gak minuman apa yang enak?”

kukis ciumcream enak, apa lo mau kopi? tapi kalo kopi gue gak tau yang enak apa...”

dibalas dengan gelengan yang disertai senyuman oleh bible, “no, gue percaya sama pilihan lo. sebentar ya gue ke kasir dulu.”

dan ia meninggalkan biu yang sudah lemas di kursinya, bangsat ganteng banget bible huhu


“eh makasih ya lo jadi repot cuciin gini,” ujar bible sambil mengambil paper bag yang berisikan hoodie hitam miliknya. biu menunduk menyembunyikan pipi merahnya.

ah nothing special, gue yang harus makasih karena waktu itu udah dipinjemin,” jawab biu sekenanya. bible cuman manggut-manggut, mungkin orang ibukota tidak sejelek yang ada dipikirannya.

perut biu tiba tiba berbunyi, menginterupsi keheningan mereka berdua. biu tentunya malu, bisa bisanya perut kecilnya berbunyi ketika sedang pertama bertemu berduaan seperti ini?!

bible yang mendengarnya terkekeh dan berniat untuk memesankan beberapa roti untuk mengganjal perut mereka, “sebentar ya gue pesenin roti. lo pasti laper kan belum sarapan?”

biu yang kepalang malu hanya bisa menunduk dan mencebikkan bibirnya. bible pun kembali setelah memesan dan membawa ke meja mereka dua buah roti yang menjadi andalan tempat nongkrong ini.

“lo habis ini ada kelas?” tanyanya basa basi, ia merobek tempat roti tersebut agar biu bisa langsung makan tanpa harus repot repot mengotorkan kedua tangannya. sebenarnya hal ini cukup sering terjadi jika bible sedang makan bersama adiknya, maka dari itu perlakuan yang dianggap orang sangat luar biasa romantisnya menurut bible, ini adalah hal yang biasa, terlalu biasa malahan.

huhu bunda akhirnya ada cowok act of servive yang dateng ke biu.

pikiran dalam hati itu buru buru ia singkirkan, “iya perpajakan, kalo lo?”

“oh kalo gue sih udah habis, kebetulan hari ini cuman satu kelas.”

kemudian yang tak mereka sadari, satu jam berlalu dengan cepat. mereka sama sama mengenal satu sama lain, seolah olah mereka akan terus berhubungan kedepannya, bukan hanya karena meminjam dan dipinjami hoodie, namun selebihnya.


“sini gue lepasin, helm adek gue yang itu agak susah dibuka emang,” ucapnya yang langsung mengambil pengait dan melepaskannya dengan serius.

keduanya sekarang sudah berada di depan gedung fakultas biu. mereka menjadi pusat perhatian, tak heran jika satu dua mahasiswa yang mencuri pandang dan mengambil moment keduanya dengan beberapa jepretan foto—yang biu yakini sebentar lagi akan viral di base kampus.

lalu setelah pengait helm itu lepas, biu ingin buru buru mundur beberapa langkah (selain karena menjadi pusat perhatian, jarak wajah bible dengannya terlampau sangat dekat). namun hal tersebut harus terhenti, karena tangan bible lebih cepat menangkup pipinya dan mulai melepaskan helm tersebut dengan mudahnya.

“udah,” ujar bible sambil tersenyum, seolah olah hal yang tadi ia lakukan tidak memiliki dampak apa apa kepada biu.

“e-eh udah ya, gue duluan ke kelas. sebentar lagi mulai soalnya.”

bible hanya mengangguk dan membalas lambaian tangan biu yang sudah hampir masuk ke gedung fakultasnya.

ia menghela nafas dan tersenyum kepada paper bag yang berisikan hoodienya, “asik bisa ke event genshin pake ini.”