Om Jinhyuk
baik hyewon juga junhyuk masih bersedekap dada saat melihat papanya yang malu malu duduk disamping sosok yang mungkin sebentar lagi akan menjadi ayah mereka. tapi mana mungkin segampang itu untuk menggatikan papinya yang lebih tampan juga terlihat lebih baik.
“sayang, ini om jinhyuk. pacarnya papa,” ucap wooseok dengan lembut, daritadi jarinya masih enggan melepas dari lengan jinhyuk. yang dikenalkan hanya tersenyum lembut sambil mengambil satu tas yang berisi makanan kecil yang mungkin disukai kedua calon anaknya.
“halo, junhyuk hyewon? kenalin nama om, jinhyuk. semoga kita bisa dekat ya?”
junhyuk mendengus, hyewon memalingkan mukanya kesal. walaupun papa dan papinya sudah bercerai dari mereka sd kelas 6, tapi bayang bayang mereka tinggal bersama masih tercetak jelas.
“om kenapa mau sama papa?” tanya hyewon.
jinhyuk tersenyum dan menatap wooseok terlebih dahulu sebelum menjawab, “papamu orang baik, om mungkin tidak bisa sebaik papi kalian atau sama persis seperti dia. tapi om bakal berusaha buat kalian semua bahagia.”
“bahagia aku dan junhyuk kalau papa dan papi sama sama lagi! emang om bisa lakuin itu?”
setelah itu hyewon naik keatas dengan terburu buru meninggalkan jinhyuk yang masih terkejut dengan pernyataan anak pacarnya.
oh ternyata gak semudah itu.
wooseok memejamkan matanya lalu bersender di bahu jinhyuk. anak anak ternyata masih belum bisa menerima perpisahan papi dan papanya.
“aku— aku juga gak setuju om, aku bahkan belum tau om beneran baik atau enggak buat papa. baru aja kenal masa mau langsung nikah?”
“junhyuk, umur papa sudah gak muda lagi. papa juga butuh sosok pasangan untuk menemani dan melindungi keluarga.”
suara wooseok melembut, ia menatap anaknya yang masih memasang raut tidak sukanya.
“kenapa gak balik sama papi?! aku bingung, keluarga kita baik baik aja kok sebelumnya. kenapa harus papa dan papi pisah? gak adil, papa egois!”
tangisan wooseok lepas saat junhyuk berteriak di depannya, anak itu dengan santainya juga menatap sengit jinhyuk yang menenangkan wooseok ke dalam pelukannya. ia buru buru naik keatas menyusul adiknya yang mungkin sedang menangis di kamarnya.
“kak jinhyuk, aku salah ya?” tanya wooseok, bukannya dijawab dirinya malah dibawa ke pangkuan yang lebih tinggi untuk dipeluk dan ditenangkan.
“gak ada yang salah oke? salah aku karena belum siap kenalin diri dari kemarin. malah pas mau lamar kamu baru berani kenalin diri, gak apa apa ya jangan nangis.”
wooseok malah menangis lebih kencang lagi, kemeja putih jinhyuk sudah basah karena air mata. wajah wooseok benar benar berantakan, jinhyuk membawa tangannya menangkup dan mengusap pipi wooseok dengan jari jarinya.
“jadinya jelek, ayo jangan nangis lagi. masa kalah sama anak aku jinwoo. dia terakhir nangis 3 tahun lalu loh.”
“kak jinhyukkkk~”