Malam Sayang

“Tadi Wooseok cerita sampai mana?”

Wooseok menatap Jinhyuk kesal, pasalnya ia sedang bercerita tentang perkembangan putranya yang sekarang sudah bisa membaca buku sendiri dan bisa menjumlahkan angka dua digit.

Dan Jinhyuk, seenaknya memainkan ponselnya dengan serius. Daripada cerita ke suaminya, lebih baik ia cerita kepada ibu mertuanya yang sekarang sedang membawa Joel keliling kota malam malam.

Tanpa bicara lebih lanjut, Wooseok berdiri dan berjalan ke kasur lalu menutup diri dengan selimut tebal milik Jinhyuk.

“Wooseok maaf. Tadi temenku tanyain perihal mau kerjain tugas bareng. Eh, malah dia bilang kenapa gak ajak dia ke Jakarta juga. Aneh ya, siapa juga yang mau ajak dia?”

Dibalas dengan dehaman halus dan ia berbalik tidak ingin menghadap ke arah Jinhyuk. Punggungnya terasa dielus dari belakang, membuat ia semakin ingin memejamkan mata lalu bermimpi sedang bermain dengan Joel tanpa ada Jinhyuk.

“Hhh, yasudah. Malam sayang, mimpi indah,” kalimat terakhir yang diucapkan Jinhyuk sebelum mengecup pelipis Wooseok dan ikut tidur menghadap pintu lemari.