ketemu

sore itu keluarga kecil wooseok sudah duduk nyaman diatas sofa di sebuah restoran mewah. agak sayang, karena tadi habis liat di zomato makanan disini kurang enak tapi harganya fantastis.

“pa, serius makan disini? liat masa es teh manis aja seratus ribu?” ribut hyewon, kaget saat melihat buku menu yang mungkin berlapis emas. menandakan semahal itu disini.

wooseok yang masih fokus di hpnya sedikit menoleh kearah putrinya, “mana sini papa lihat.” setelah melihat bukannya bereaksi lebih wooseok malah hanya mengangguk pelan dan balik melihat ponselnya lagi.

“kok gak komen apa apa?!” tak terima tidak dikomen, hyewon protes.

“yaudah kalian minum air putih aja, makannya nasi tok.”

“tega banget!”

“papa, om jinhyuk dateng kapan?” tanya junhyuk.

“lagi di jalan, habis jemput jinwoo les. kalian mau gak mau les kayak jinwoo?”

“papa mau uang lesnya aku tilep tiap bulannya?”

baru ingin menjewer kuping anaknya, tubuh menjulang jinhyuk sudah terlihat. ia mendorong kursi roda milik anaknya jinwoo, yang sudah lama tidak bisa berjalan. ada alasannya tentu saja.

hyewon dan junhyuk menatap keduanya dengan pandangan aneh, oh ini alesan om jinhyuk bilang anaknya gak bisa main rock climbing?

“kalian sudah nunggu lama ya? di jalan macet tadi.”

jinwoo duduk diantara junhyuk juga hyewon, ia canggung, takut kedua calon saudaranya akan kecewa dengan fisiknya yang tidak sempurna.

“hai jinwoo! kenalin aku hyewon!”

oh kok? dia gak malu sama aku?

“yeuh, lo kalo liat yang ganteng dikit langsung ngomong aku-kamu. btw kenalin, junhyuk.”

jinwoo tidak bisa menyembunyikan wajah bahagianya, dirinya seperti hidup. akhirnya bisa merasakan tidak dianggap berbeda dengan yang lain. mungkin sebentar lagi ia bisa tau rasanya beradu mulut dengan saudara.

“aku jinwoo... hyewon dan junhyuk umurnya sama kayak aku kan?”

kedunya mengangguk heboh, apalagi hyewon yang sudah membawa tangan jinwoo ke genggamannya.

jinhyuk dan wooseok tersenyum dari arah sebrang, wooseok bersandar di bahu jinhyuk melihat obrolan kedua anaknya dengan calon anak barunya.

“kalau kayak gini caranya, aku nikahin kamu besok juga bisa ya seok?”

“apa sih kak!”

wooseoknya malu malu.