gak semuanya tentang bahagia

fourth berhasil dibawa gemini ke tempat tinggalnya, sebuah dorm di daerah jakarta pusat. selama perjalanan tidak ada yang mau membuka suaranya, baik fourth juga gemini. keduanya berhasil mempertahankan egonya masing-masing.

“ayo,” tangan gemini semulanya ingin menggenggam tangan fourth namun tangan itu buru-buru ditepis. pria yang sekarang memakai hoodie hitam dan masker hitam itu keluar dari mobil dan mengeratkan tangannya memeluk dirinya sendiri.

sendiri tanpa siapa-siapa itu lebih baik kan?

fourth bukan berasal dari keluarga harmonis, memiliki kedua orangtua yang sering bertengkar, belum lagi ia dipaksa dewasa sejak memiliki 3 adik di umur kesepuluh. maka dari itu tawaran gemini beberapa waktu silam sangat menggoda fourth. berapacaran dengan gemini memang tidak mudah. beberapa kali mereka berkencan pada tengah malam ketika semua orang sudah tertidur. apalagi kalau dirasa dibuntuti oleh media, biasanya gemini akan pulang duluan dan akan meninggalkan fourth sendiri.

sesampainya di dorm, yang terdengar pertama adalah suara gemini yang memberitahu bahwa semua member sedang memiliki jadwalnya masing-masing.

“aku kemarin foto buat cover sama pemain lain, ara ajak aku foto. habis itu aku pergi makan malam sama kru, pemain drama yang aku bakal bintangi. gak tau kenapa tiba-tiba bisa muncul berita yang kayak gitu,” fourth tau, gemini jujur. tetapi bahkan bukan pada poin itu kenapa ia bisa marah kepada gemini.

beberapa saat hening, meninggalkan gemini yang menghela nafas kasar. beban yang ia tanggung sudah berat. apalagi ditambah dengan masalah tadi pagi. kalau boleh egois gemini hanya ingin berjalan dengan santai tanpa peralatan yang membantu penyembunyian identitasnya. memakan gulali dan berpergian ke taman bermain bersama kekasih, menonton dan berfoto. hanya itu.

“kenapa gak kamu batalin? kan aku duluan yang ajak kamu pergi?” alis gemini mengerut, tanda ia tidak setuju. fourth yang tau pasti akan ada pertengkaran diantara mereka sehabis ini langsung memalingkan wajahnya.

“kamu gila? aku bahkan gapunya kuasa fourth buat batalin ajakan makan itu,” bukan itu jawaban harapan fourth.

“kamu tuh gemini, kenapa kamu bilang gapunya kuasa atas pilihan kamu sendiri? emang kamu tuh robot yang diciptain agensi? kan enggak?”

fourth tertawa sarkas, “oh, apa aku ada di opsi kedua di setiap pilihan kamu ya?”

“aku gapernah bilang kamu opsi kedua ya! dan ya aku baru masuk dunia per-aktingan. aku bukan siapa-siapa disini, lagipula kamu kan tau konsekuensi pacaran sama aku kenapa hal kecl kayak gini kamu permasalahin?” suara gemini semakin meninggi. suara yang meninggi fourth tidak suka, karena bisa membuat tubuhnya gemetar. bayangan tentang bagaimana papanya membentak ia saat kecil muncul.

air mata fourth bahkan sudah meluncur bebas, “aku dibiarin kedinginan sampe basah kena hujan itu hal kecil buat kamu? kamu aneh.” ia sedikit terisak akhirnya, cairan yang keluar dari hidungnya ditarik lagi hingga tercipta bunyi.

“aku kan udah bilang dulu kalo aku gak ada kabar langsung pulang aja, kamu aja yang pelupa, ngambek kayak anak kecil begini.”

tepat ketika gemini menyelesaikan omongannya, fourth langsung mengambil tas kecil yang tadi ia bawa dan ditaruh di meja depan sofa, “selalu aja gini, kalau ada masalah pasti kamu menghindar gak mau nyelesaiinnya. emang bener kamu masih kayak anak kecil, kayak orang-orang bilang.”

tadinya fourth ingin keluar dan pulang dengan tenang tapi perkataan tadi membuat dadanya bergemuruh lagi, kok jadi dia yang disalahkan disini?

“IYA AKU MASIH ANAK KECIL DAN GAK PANTES PACARAN SAMA BINTANG YANG TINGGI BANGET KEDUDUKANNYA KAYAK KAMU.”

“FOURTH NATTAWAT DUDUK, KAMU MAU KEMANA?” tangan gemini dengan cepat meraih fourth yang hendak membuka pintu utama dormnya. bisa gemini rasakan kulit seputih susu itu sangat panas, tangannya pun reflek memegang kening fourth dan benar dugaannya. fourth demam.

“astaga kamu panas banget, kamu demam?”

“lepasin gemi brengsek, aku udah gak mau ngomong sama kamu lagi!”

tepat setelah itu pintu dibanting dan meninggalkan gemini seorang diri yang terduduk bersender. bodoh harusnya jangan bentak fourth...