Dek Usok...

Di tempat Jinhyuk bekerja sekarang sudah dipenuhi oleh banyak orang yang berseragam sama sepertinya. Ada yang bercengkrama, ada juga yang meneguk kopi hitamnya.

Seungyoun—teman seperjuangan Jinhyuk ( katanya ) memilih untuk bermain kartu uno dengan rekan kerjanya yang lain sebelum jam kerja kantor dimulai.

Itu si JJ ngapa mondar mandir mulu dah youn?

“Kata dia calon pacarnya udah gak on sejak seminggu lalu,” kata Seungyoun yang masih sibuk menyembunyikan kartunya dari teman rekan kerjanya yang ingin mengalahkan dia. Sesekali ia memukul kepala temannya yang ingin berbuat curang.

Kadang ia pusing untuk menghadapi kelakuan ajaib sahabatnya. Pernah sekali ia diajak bermain golf tapi yang dibawa malah alat pancing lengkap dengan peletnya. Meski begitu, memiliki seorang Jinhyuk di kehidupannya adalah sebuah keajaiban yang gak bakal ada di dunia.

Wajah tampan tapi typingnya jelek, siapa lagi kalau bukan Jinhyuk?

“Idih najis, di ghosting itu mah!” sahut Yuvin yang baru datang menenteng tas bergambar boboi miliknya.

Sukses membuat Jinhyuk menoleh kearah Yuvin, setalah beberapa detik kemudian ia langsung menghela nafas dengan kasar. Mendengus, lalu mengacak rambut yang sudah ditatanya sejak subuh tadi.

Raut wajahnya mengeras, apa iya dia dicampakan? atau mungkin Yuvin yang hanya mengada-ada?

Sebagian dari temannya yang lain langsung membawa Yuvin menjauh, terdengar juga erangan sakit yang samar-samar di telinga Jinhyuk.

Seungyoun yang mengetahui suasana hati sahabatnya tidak baik langsung merangkul dan membawanya berkeliling.

“Yaelah cupu amat sih J, yakin dah dia kagak nge-ghosting elu.”

“Kalau bukan ghosting kenapa gue chat gak dibales?” tanya Jinhyuk dengan seluruh perasaan sakit hatinya. Bibirnya ia majukan yang lalu malah dipukul keras oleh Seungyoun.

Jinhyuk meringis pelan mengusap bibirnya yang sepertinya akan bengkak kalau tidak segera diberi es batu untuk dikompres. Karena pukulan Seungyoun kerasnya bukan main. Wajar, ia rajin pergi melatih dan membentuk ototnya, beda dengan Jinhyuk yang hanya goleran di atas kasur sembari update tentang keadaannya ke sosial media.

Semua berkumpul, ada beberapa orang yang berpindah tugas kesini. Kita semua akan menyambutnya dengan hangat, agar mereka nyaman bekerja disini. Mengerti?

Lalu selanjutnya baik Jinhyuk juga Seungyoun mendekat kearah depan. Terlihat juga wajah wajah penasaran yang lainnya.

Katanya ada salah satu lulusan terbaik 5 tahun lalu!

Ada yang mantan selebgram itu bukan?

Gila, tadi sempat ketemu. Mukanya kayak porselen, maling juga mau aja kali serahin diri secara sukarela!

Baju coklatnya ia rapihkan agar tidak terlihat ada lecekan, biar begitu kesan pertama harus bagus bukan? Jinhyuk tidak ingin dianggap polisi begajulan oleh rekan kerjanya yang baru.

Satu lelaki keluar dari ruang atasannya, terlihat hidung bangir juga wajahnya yang tegas. Umurnya yang bisa Jinhyuk perkirakan sudah memasuki 30 tahunan.

Namanya Han Seungwoo ternyata, satu tingkat diatasnya—yang mungkin juga akan melaksanakan kenaikan pangkatnya menjadi AKP dua tiga tahun lagi.

“Ih ganteng ya?” ucap Seungyoun yang berada disampingnya. Dibalas anggukan Jinhyuk, pendingin ruangan sekarang membuat dirinya agak mengigil. Suhu ruangan lebih dingin daripada sebelumnya. Aneh.

Laki-laki kedua yang keluar dari ruangan sukses membuat Jinhyuk menganga. Jantungnya seperti merosot dari puncak emas monas ke stasiun gambir. Diam seperti patung, hanya itu yang bisa ia lakukan. Tangannya juga kaku, walau hanya ingin menutup mulutnya yang masih menganga lebar.

Tidak berbeda dengan ekspresi yang lainnya. Entah karena, wajahnya atau fakta ia adalah lulusan terbaik 5 tahun lalu.

“Halo, perkenalkan saya IPTU Wooseok Kim. Mohon kerjasamanya semua.”

Seperti dihantam truk tronton, Jinhyuk hanya ingin terduduk dan mengumpati kebadutan juga kebodohannya.

Dek Usok huhu, ini beneran Dek Usok?


Sebisa mungkin Jinhyuk tidak berhadapan dengan Wooseok selama bekerja tadi. Ia harus bersembunyi saat Wooseok berjalan juga harus diam di tempat sambil menduduk—sok sibuk. Yang intinya ia harus terlihat sibuk hingga tidak ada celah untuk Wooseok mempermalukan dirinya disini.

Baru juga seminggu yang lalu Jinhyuk merenungi chat demi chat yang ia kirim dari awal bertemu dengan 'Dek Usok' yang memang harus Jinhyuk akui ia sedikit norak pada saat itu. Mungkin efek dari bertahun-tahun tidak mau memegang ponsel.

Tapi, dewi fortuna tidak berpihak pada Jinhyuk kali ini. Tepat di depannya ada Wooseok yang terengah seperti habis mengejar sesuatu. Wajahnya yang seputih susu sudah memerah karena berlarian di basement, tangannya ia taruh di pinggang mungilnya.

“Hai mas Jinhyuk, gak mau pamer sama dek usok hihi.”

Jinhyuk selanjutnya hanya bisa menutup wajahnya dengan tangan besar miliknya sendiri. Menahan malu yang mungkin tidak akan selesai dalam 2 tahun lagi.

“Dek usoknya kangen nih, satu minggu gak chat sama mas Jinhyuk, karena hpnya jatuh dari kasur!”

Semakin-makin harga dirinya dihancurkan oleh sosok yang lebih mungil darinya. Apa Wooseok cuman polisi gadungan? Apa ini cuman kembaran dek usok yang asli?

Pertanyaan demi pertanyaan muncul, yang mana selanjutnya ia merasa seperti dipeluk erat oleh sosok di depannya ini. Untungnya mereka berada di pojok basement yang gelap, jadi ya semoga gak bakal ketahuan dengan yang lain. Bisa mati kutu Jinhyuk.

“Ini bener dek usok?” kata Jinhyuk yang masih berharap kalau ini semua hanya mimpi.

“Huum, memang siapa lagi? Tapi kita tuh beda 5 tahun, jadi panggilnya sekarang kak usok! Ngerti dek hyukie?” pernyataan dari Wooseok membuat Jinhyuk semakin ingin menenggelamkan dirinya ke laut Ancol.

Wooseok semakin mengusakkan kepalanya nyaman di dada bidang Jinhyuk, as expected pelukannya hangat seperti senyumannya. Mungkin habis ini, bukan ide buruk menjalin hubungan dengan lelaki lebih muda jauh dari dirinya.

“Saya malu.”

Kalimat yang dilontarkan Jinhyuk membuat Wooseok tertawa keras. Sampai-sampai matanya mengeluarkan air mata.

“Aduh jangan tertawa, saya malu beneran.”

“Kenal Jinhyuk seperti ada hiburan tersendiri, walaupun harus nahan geli sih karena Jinhyuk typingnya kayak gitu banget! Tapi tenang nanti aku buat glow up mau?”

Jinhyuk terkekeh, “Kak Usok mau request typing ganteng juga saya sanggupi.”

END